Kudus, Radiosuarakudus.com- Setelah sebelumnya dua wilayah kecamatan dilanda banjir akibat curah hujan yang cukup tinggi di Kudus, yakni Kecamatan Jati dan Kecamatan Kaliwungu, kini giliran Kecamatan Mejobo dan Undaan ikut terimbas banjir. Kepala BPBD Kudus, Budi Waluyo, Jum’ at (5/2/2021) mengatakan banjir yang terjadi di tiga desa wilayah Kecamatan Mejobo terjadi pada Kamis (4/2/2021) malam sekitar pukul 21.00 wib. Tiga desa itu adalah Desa Payaman, Desa Temulus serta Desa Kirig. Hal ini kata dia, akibat luapan sungai piji dan Dawe karena hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi diwilayah lereng Muria. Selain itu, debit sungai Jratun (JU 1) juga tinggi sehingga aliran air dari Sungai Piji Dan Sungai Dawe tidak bisa masuk ke Sungai Jratun. Hal ini membuat air meluber ke pemukiman warga dengan ketinggian antara ± 15 cm – 1 m.
Dijelaskan oleh Budi, Desa Payaman yang terdampak di RW. 6 sebanyak 171 KK (462 jiwa), lalu di Dukuh Karanganyar RW. 7 sebanyak 141 KK (392 jiwa) dan Dukuh Payaman RW. 5 sebanyak 55 KK (172 jiwa). Sementara kata dia, mereka yang mengungsi sebanyak 17 KK (46 jiwa) ditempatkan di SD Payaman dan TK Pertiwi.
Sedangkan untuk banjir di Desa Temulus lanjut Budi, air menggenang di beberapa titik pemukiman warga. Ketinggian air di pemukiman warga antara ± 5 cm – 1 m. Pemukiman yang terdampak di RW. 1 Dukuh Karanggayam (RT. 1, 2 ,3, 4, 5, 7). Kemudian di dukuh yang sama di RW. 2 (RT. 1, 2 ,3, 4, 5). Lalu di Dukuh Karangmalang RW. 3 (RT. 1, 2, 3, 4) serta di Dukuh Kambangan RW. 5 (RT. 1 dan RT.2).
Pihaknya dengan relawan dibantu warga serta anggota TNI/Polri juga melakukan pembendungan air di RW. 5 tepatnya di RT. 2 dan RT. 3. Selain itu pihaknya juga tengah menyiapkan lokasi pengungsian di Balai Desa Termulus , Madrasah Hidayatussyibyan dan SD 2 Termulus.
Sementara untuk di Desa Kirig kata Budi, air sungai Jratun melimpas ke persawahan dan ke pemukiman warga di tambah sungai Tumpang juga ikut melimpas. Ketinggian air genangan didalam rumah antara ± 30 cm – 50 cm. Warga yang terdampak adalah di Dukuh Krapyak RW. 1. Untuk RT. 1 sebanyak 110 jiwa (27 KK), RT. 2 sebanyak 275 jiwa (86 KK), RT. 3 sebanyak 140 jiwa (43 KK), RT. 4 100 jiwa (26 KK), RT. 5 sebanyak 90 jiwa (31 KK) dan RT. 6 sebanyak 135 jiwa (51 KK). Lalu di Dukuh Tempel tepatnya di RT 4 terdapat 28 jiwa (9 KK). Untuk di Dukuh Jangkrik RW. 3 lanjut Budi, warga yang terdampak tersebar di RT. 1 sebanyak 9 jiwa (4 KK), RT. 2 sebanyak 20 jiwa (7 KK), RT. 3 sebanyak 22 jiwa (5 KK) dan RT. 4 sebanyak 28 jiwa (10 KK).
Sedang di RW. 4 masih didukuh yang sama, di RT 1 sebanyak 12 jiwa (4 KK), RT. 2 sebanyak 30 jiwa (10 KK), RT. 3 sebanyak 14 jiwa (7 KK), RT. 4 sebanyak 28 jiwa (9 KK), RT. 5 sebanyak 27 jiwa (10 KK) dan RT.6 sebanyak 15 jiwa (4 KK).
Masih kata Budi, untuk diwilayah Kecamatan Undaan terdapat dua desa yang terdampak banjir. Yakni Desa Ngemplak dan Desa Karangrowo. Untuk di Desa Ngemplak banjir akibat kiriman dari sungai Piji dan juga debit air sungai JU 1 sangat tinggi sehingga aliran air dari Sungai Dawe, Sungai Piji dan Sungai Tumpang tidak mengalir masuk ke sungai Juana melalui Sungai JU 1. Apalagi ditambah dengan aliran air dari sungai Bakinah yang tidak mengalir lancar ke Sungai JU 1.
Akibatnya, genangan air masuk ke pemukiman warga dengan ketinggian genangan antara 40 cm – 1 m. Kemudian area persawahan yang tergenang seluas 420 hektar dan rumah warga yang terdampak sebanyak 194 rumah dengan 270 KK (766 Jiwa).
Sementara untuk banjir yang ada di Desa Karangrowo kata Budi, terjadi akibat air sungai Piji melimpas ke persawahan dan ke permukiman warga. Sehingga air menggenang di permukiman warga dengan ketinggian air antara ± 30 cm – 60 cm. Saat ini warga mayoritas bertahan di rumah lalu sebagian mengungsi ke rumah saudara. Sampai dinihari tadi genangan air meningkat sekitar 10 cm.
Ditambahkan oleh Budi, untuk di Desa Payaman serta di Desa Temulus sudah ada dapur umum yang disupport dari pihak kecamatan untuk membagikan makanan kepada mereka yang terdampak. (Roy Kusuma – RSK)