Belasan Lapak PKL di Bulusan Ditertibkan Tim Gabungan

Kudus, Radiosuarakudus.com- Sebelum masa pandemi Covid-19, berbagai macam kegiatan sepekan setelah Hari Raya Idul Fitri yakni syawalan selalu diselenggarakan dengan meriah. Disejumlah wilayah biasanya menyelenggarakan acara syawalan termasuk tradisi Bulusan yang ada di Desa Hadipolo, Kecamatan Jekulo. Hanya saja, sejak pandemi tahun lalu hingga sekarang kegiatan tradisi tersebut dilaksanakan dengan cara sederhana dan tidak ada perayaan atau arak – arakan seperti tahun – tahun sebelumnya.

Biasanya, dalam tradisi Bulusan selalu dipenuhi oleh  para PKL baik dari dalam dan luar kota. Namun selama pandemi kegiatan yang mengundang kerumunan telah dilarang diselenggarakan oleh Tim Satgas Covid-19 Kabupaten Kudus. Termasuk keberadaan lapak PKL yang disekitar Dukuh Bulusan juga dilarang untuk berjualan.

Siang tadi, aparat gabungan yang terdiri dari Muspika, TNI/Polri dan Satpol PP terpaksa membubarkan puluhan lapak PKL di Dukuh Bulusan. Lapak-lapak pedagang ini dibubarkan sebab memicu kerumunan massa.

PKL ini merupakan pedagang dadakan yang meramaikan kegiatan tradisi Bulusan. Kendati tahun ini tradisi Bulusan tidak digelar sebab pandemi. Namun mereka tetap menggelar lapak di sana.

Lapak-lapak PKL ini diketahui muncul sejak Minggu (16/52021) pagi. Berjalannya waktu, jumlahnya terus meningkat.

Banyaknya PKL yang berjualan di Dukuh Bulusan memicu kemunculan kerumunan massa pada Minggu malam. Kerumunan massa di Bulusan sempat viral dan jadi sorotan.

“Benar, semalam ramai. Tadi pagi, langsung kami koordinasikan dengan Polsek, Danramil dan Satpol PP untuk menertibkan PKL di sana,” kata Camat Jekulo Wisnu P Jayawardhana, Senin (17/5/2021).

Setelah dilakukan pengecekan, benar saja ada puluhan PKL di sepanjang jalan menuju lokasi petilasan mbah Dudo Bulusan. PKL ini selanjutnya diperingatkan untuk membongkar lapaknya.

“Kami beri waktu untuk melakukan pembongkaran mandiri sampai sore ini pukul 16.00 WIB. Jika masih bandel, nanti dari Satpol PP yang akan membongkar lapak mereka,” tuturnya.

Lebih lanjut, Wisnu mengatakan para pedagang ini terhitung sudah sekitar dua hari ini berjualan dengan menempati tanah desa dan warga. Sebagian dari mereka ada yang asal menempati tanah kosong dan ada juga yang menyewa.

“Pedagangnya rata-rata dari luar daerah. Seperti Demak dan Jepara,” imbuhnya.

Di masa pandemi ini, Wisnu mengimbau warga untuk tidak menggelar kegiatan yang memicu kerumunan massa. Tujuannya tak lain agar lebaran kali ini tidak terjadi lonjakan maupun kluster baru covid.

“Pandemiya belum selesai. Pengalaman tahun lalu pandemi meledak setelah lebaran. Makanya kita antisipasi agar tidak terjadi seperti tahun lalu,” katanya.

Sementara Kades Hadipolo, Sulaiman Slamet menambahkan sejak awal pihaknya sudah memberitahukan kepada seluruh ketua RT dan ketua RW agar kegiatan yang mengundang kerumunan selama pandemi tidak dilakukan oleh warga.

“Keberadaan lapak – lapak PKL ini kami tidak tahu mas, karena mereka tiba – tiba langsung mendirikan lapak – lapak itu. Seharusnya mereka juga paham bahwa tradisi Bulusan tidak dilaksanakan secara meriah seperti sebelum ada pandemi, “ kata Sulaiman Slamet.

Sebagai antisipasi agar tidak ada lagi lapak – lapak PKL seperti itu berdiri, maka pihaknya akan memasang baner dan dibentangkan ditengah jalan sebagai informasi perayaan Bulusan ditiadakan. Dan PKL dilarang mendirikan lapak.

Terpisah, Pengelola Lapak Mainan, Fajar mengaku sudah dua hari menggelar lapak mainan di Bulusan. Selama dua hari, dia pengunjungnya mengaku cukup ramai.

“Saya di sini hanya pengelola. Bosnya orang Demak. Tadi diminta aparat buat bongkar. Katanya ini masih pandemi. Saya langsung bongkar,” ujar warga Kabupaten Temanggung itu. (Roy Kusuma – RSK)

About

You may also like...

Comments are closed.