Bencana Dilereng Muria, Karena Parahnya Kondisi Hutan

Ilustrasi Kerusakan Hutan

Ilustrasi Kerusakan Hutan

Radiosuarakudus.com – Bertempat di ruang seminar lantai 4 Universitas Muria Kudus belum lama ini, berlangsung acara diskusi dengan tema yang diangkat “Bencana di Kawasan Muria: Bersama Mengurai dan Memetakan Bencana”.

Acara yang diselenggarakan kerjasama antara Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UMK dan Muria Research Center (MRC) Indonesia ini, menghadirkan M Natsir Noor Effendy (Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Jawa Tengah), M Widjanarko (Peneliti MRC Indonesia), Husaini (Koordinator Jateng – DIY Yayasan Sheep Indonesia) dan Ahmad Makhali (Peneliti YLSkaR Jepara)

Husaini yang mendapatkan kesempatan pertama berbicara, mengutarakan, kerusakan yang terjadi di Kawasan Muria, ini diakibatkan cara pandang yang salah dan pola pembangunan yang mengabaikan kelestarian lingkungan.

Dikatakannya, pembangunan ekonomi sampai saat ini, sasaran utamanya yaitu pertumbuhan ekonomi sebagai satu-satunya hal yang paling penting. Kendati untuk itu, mesti melakukan eksploitasi sumber daya alam serta mengabaikan lingkungan hidup dan pembangunan sosial budaya.

Akibat dari cara pandang yang salah dan pola pembangunan yang abai terhadap kelestarian lingkungan, terangnya, banyak wilayah di Kawasan Muria yang mengalami bencana longsor dan banjir, beberapa waktu lalu.

M Natsir Noor Effendy menjelaskan, banjir dan longsor yang terjadi, antara lain karena lemahnya jaringan koordinasi dan informasi dalam situasi darurat bencana, menipisnya hutan lindung dan sumber daya penyangga, serta maraknya pelanggaran tata guna lahan.

Untuk menghadapi bencana yang terjadi berulang-ulang, perlu kemampuan mengidentifikasi karakter bencana, pengenalan karakter bencana sebagai dasar (skenario) melakukan upaya mitigasi dan kesiapsiagaan, lalu siapkan rencana kontijensi dan jalur evakuasi.

M Widjanarko mengemukakan, berbagai upaya meminimalisasi bencana di Kawan Muria, bisa dilakukan dengan tidak menebang atau merusak hutan, melakukan penanaman tumbuh-tumbuhan berakar kuat seperti bambu, akar wangi, dan lamtoro di lereng-lereng yang gundul. “Selain itu, perlu juga membuat saluran air hujan, membangun dinding penahan di lereng-lereng yang terjal, serta memeriksa keadaan tanah secara berkala.

Ahmad Makhali mengatakan, banjir dan longsor yang terjadi di Kawan Muria, terjadi karena lemahnya penegakan hukum dan tidak berjalannya fungsi aparat dalam penegakan hukum di Kawasan Muria.

Indikasinya, masyarakat tidak dilibatkan dalam proses kebijakan daerah, rendahnya partisipasi dalam pengelolaan Kawasan Muria, strategi pembangunan muria yang bersifat top down dan tidak berkelanjutan, hingga adanya overlapping kewenangan fungsi aparatur pemerintahan dan terjadinya praktik illegal/legally logging. (Roy Kusuma)

You may also like...

Comments are closed.