Gairah Ekonomi Kerakyatan Makin Meningkat dengan Adanya Pusat Kuliner Kudus

pkl07

Kudus, Radiosuarakudus.com – Malam itu, di bawah sorotan sinar rembulan yang tak terlalu terang, ada empat orang dari sebuah keluarga kecil berjalan menuju Jalan Lukmonohadi. Mereka bergegas mengambil tempat duduk di depan seorang pedagang kaki lima (PKL) yang ada di depan Plasa Kudus. Sesaat kemudian sang pedagang menghampiri mereka untuk menawarkan menu yang disajikan.

”Saya es teh saja, buk,” pesan sang bapak dari keluarga itu. Sementara istri dan anak-anaknya memilih menu lain. Ada beraneka ragam menu yang ditawarkan. Nasi bakar, bakso, soto, garang asem, lentog, aneka gorengan, dan menu lainnya. Tak jauh dari mereka berada, sekelompok anak muda mudi dengan asyik ‘guyon’ sambil menikmati kuliner malam itu dengan lesehan. Bahkan di antaranya ada yang senyum-senyum sendiri ketika melihat ponsel miliknya.

Itulah sekilas kehidupan malam di kota kretek. Geliat ekonomi masyarakat kecil tampak meningkat sejak dibukanya pusat kuliner itu. Lahan parkir yang disulap menjadi area jajanan masyarakat. Selain menikmati makanan, masyarakat bisa menikmati malam kota Kudus di seputaran tugu identitas dan pusat perbelanjaan itu. Sebuah lokasi yang bisa disebut sebagai pusat hiburan di Kudus.

PKL mendapatkan perhatian tersendiri dari Pemkab Kudus. Melalui gagasan cerdas dari Bupati Kudus H. Musthofa, PKL mendapatkan tempat dan fasilitas yang nyaman untuk mencari nafkah. Mulai dari dibagikannya gerobak PKL secara gratis mulai tahun 2012 lalu, pemberian izin berdagang, hingga penataan tempat yang nyaman. Bahkan secara khusus Bupati menetapkan tanggal 5 Januari sebagai hari PKL Kudus.

”PKL merupakan soko guru ekonomi kerakyatan. Jadi sudah selayaknya mereka tempat dan fasilitas untuk berdagang secara layak,” kata Bupati ketika menikmati kuliner malam itu.

Yang disampaikan bupati sangatlah pas dengan visi-misi yang telah dicanangkannya. Bahwa usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) termasuk PKL di dalamnya harus diberdayakan. Bangkitnya usaha kecil ini akan memperkuat pilar ekonomi secara lebih luas. Inilah yang sebenarnya benar-benar bisa dirasakan secara langsung oleh masyarakat bagi peningkatan kesejahteraan.

”Jika di daerah lain PKL dipinggirkan, itu tidak terjadi di Kudus. Justru inilah kekuatan ekonomi yang sebenarnya dan harus diberdayakan,” tambahnya.

Namun demikian bupati berharap para PKL ini tetap taat pada aturan agar tidak mengganggu ketertiban dan tetap menjaga kebersihan. Aturan itu diantaranya mematuhi area yang diperbolehkan untuk berjualan termasuk waktu-waktu yang telah ditentukan. Sedangkan untuk kebersihan, terbukti mereka dengan sadar telah menjaga tempat usahanya kembali bersih usai berdagang.

Secara khusus orang nomor satu di Kudus ini menyebut bahwa ‘Kudus surganya PKL’. Sejak periode pertama kepemimpinannya, dirinya menaruh perhatian lebih bidang ekonomi kerakyatan ini. Karena memang cita-citanya membawa masyarakat Kudus yang semakin sejahtera. Dan terobosan-terobosan seperti inilah yang akan mampu mewujudkannya secara nyata untuk masyarakat Kudus.

You may also like...

Comments are closed.