Guru TPQ, Madin, Dan Diakonia Sebagai Dasar Pembentuk Mental Anak

Guru TPQ, Madin, Dan Diakonia Sebagai Dasar Pembentuk Mental Anak

Kudus, Radiosuarakudus.com – Belajar adalah kewajiban setiap manusia. Sejak manusia tersebut dilahirkan hingga menjelang kembali kepada Yang Kuasa. Itulah yang diperintahkan oleh Allah SWT kepada umat Muhammad SAW. Karena dengan ilmu yang didapatkannya, manusia akan mudah dalam menjalani kehidupan yang banyak dengan problematikanya.

Oleh karena itu, sebagai salah satu lembaga pendidikan nonformal yang ada, taman pendidikan Alquran (TPQ) dan madrasah diniyah (madin) serta lembaga pendidikan keagamaan lain mendapat perhatian khusus dari Pemkab Kudus. Bupati Kudus H, Musthofa menyerahkan bantuan kesejahteraan bagi pengajar TPQ, Madin, dan Diakonia di Pendopo Kabupaten Kudus, Kamis (24/7) pagi.

Acara yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan para pengajar keagamaan ini dihadiri oleh ratusan kepala madrasah/TPQ. Mereka mewakili semua guru yang ada di lembaga pendidikannya masing-masing, yang jumlahnya mencapai 8.198 orang. Selain itu diharapkan mereka mampu meningkatkan kinerjanya untuk mendidikan generasi bangsa secara baik dan ikhlas.

”Saya menyampaikan terima kasih kepada bapak ibu semuanya. Panjenengan semua merupakan orang yang mewarnai dan membentuk mental anak-anak sejak dini,” kata Bupati Kudus H. Musthofa pagi itu.

Menurut bupati, ucapan terima kasih ini diberikan karena keikhlasan mendidik generasi penerus dengan landasan moral yang baik untuk kemajuan bangsa, khususnya Kabupaten Kudus yang semakin sejahtera. Bantuan ini jangan hanya dilihat dari nominalnya (sebesar Rp. 750.000,-), tetapi lebih pada perhatian pemkab kepada dunia pendidikan keagamaan.

Bupati yang berhasil dengan wajib belajar 12 tahunnya, juga mengharapkan adanya kemajuan di dunia pendidikan keagamaan ini. Oleh karenanya ikatan silaturahmi antara jajaran pemerintahan dengan pelaku pendidikan keagamaan ini harus terus dijaga. Dengan komunikasi yang baik, segala persoalan yang ada dapat dicarikan solusi bersama-sama.

”Pada tahun-tahun mendatang, saya juga mengharapkan ada madin dan TPQ yang menjadi unggulan dengan kriteria tertentu di setiap kecamatan,” harapnya.

Pada akhir sambutannya, bupati prihatin pada moral anak-anak pada masa sekarang. Karena secara umum telah terjadi krisis budaya kesopanan. Pada contoh kongkritnya, rasa hormat kepada orang tua telah berkurang. Untuk itu, menurut bupati, selain prestasi secara akademis, pembangunan moral ini juga harus ditanamkan secara kuat, demi kemajuan bangsa.

You may also like...

Comments are closed.