Inflasi Di Kudus Pasca Kenaikan Harga BBM Naik Secara Signifikan

Ilustrasi Inflasi

Kudus, Radiosuarakudus.com – Tingkat inflasi bulan November 2014 di Kabupaten Kudus, sebesar 1,31 persen atau lebih tinggi dibandingkan bulan November 2014 yang mengalami inflasi sebesar 0,43 persen.

Menurut Kepala BPS Kudus Endang Tri Wahyuningsih, Selasa 2 Desember 2014, terjadinya inflasi di Kudus karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks beberapa kelompok komoditas.

Di antaranya, kelompok bahan makanan 1,81 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,68 persen, kelompok kesehatan 0,30 persen, kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 4,96 persen.

Sementara komoditas yang mengalami penurunan indeks, yakni kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,14 persen dan kelompok sandang 0,21 persen.

Meskipun kenaikan harga BBM mulai pertengahan November 2014, dampaknya terhadap sejumlah komoditas memang terlihat karena banyak yang mengalami kenaikan harga jual. Komoditas yang memberikan sumbangan terjadinya inflasi, yakni bensin, cabai rawit, beras, kue kering berminyak, cabai merah, jeruk, angkutan antarkota, biaya kartu ATM, dan angkutan dalam kota.

Sementara komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terhadap terjadinya deflasi, yakni wortel, bayam, genteng, batu bata, kol putih, dan salak. Di bandingkan dengan enam kota Survei Biaya Hidup (SBH) di Jateng, tingkat inflasi di Kudus masih cukup rendah dan menempati urutan lima.

Selain itu, tingkat inflasi di Kudus juga lebih rendah dibandingkan tingkat inflasi nasional sebesar 1,50 persen. Kota yang mengalami inflasi tertinggi, yakni Kota Cilacap sebesar 1,52 persen, Kota Surakarta 1,47 persen, Kota Purwokerto 1,38 persen, Kota Semarang 1,35 persen, dan Kudus 1,31 persen.

Sementara tingkat inflasi terendah terjadi di Kota Tegal, yakni sebesar 1,05 persen. Laju inflasi tahun kalender (Januari-November 2014) sebesar 5,97 persen, sedangkan laju inflasi “year on year” (November 2014 terhadap November 2013) sebesar 7,51 persen. (Roy)

You may also like...

Comments are closed.