Kudus, Radiosuarakudus.com- Pada bulan Desember 2017 lalu, di Kudus terjadi inflasi sebesar 0,60% dengan indeks harga konsumen (IHK) 136,67 lebih tinggi dibanding bulan November 2017, yang mengalami inflasi sebesar 0,35% dengan IHK 135,86. Hal itu dikatakan kepala BPS Kudus, Sapto Harjuli Wahyu, Selasa 2 Januari 2018 dalam pers release dikantornya.
Dikatakannya, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks beberapa kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan 2,55%, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,13%, kelompok sandang 0,16% dan kelompok kesehatan 0,42%. Sedangkan kelompok yang mengalami penurunan indeks adalah kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,12%, dan kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan 0, 30%.
Ditambahkan oleh Sapto, untuk komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terhadap terjadinya inflasi adalah beras, telur ayam ras, daging ayam ras, kangkung serta cabai rawit. Sementara lanjut dia, komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terhadap terjadinya deflasi adalah bawang merah, sepeda motor, tahu mentah, bawang putih dan pisang.
Masih kata Sapto, untuk nasional pada bulan Desember lalu mengalami inflasi sebesar 0,71% dengan IHK 131, 28 dan Jawa Tengah mengalami inflasi sebesar 0,71% dengan IHK 129,34. Selain itu, inflasi juga terjadi disemua kota survei biaya hidup (SBH). Dan inflasi tertinggi terjadi di Kota Surakarta sebesar 1,10% dengan IHK sebesar 126,21 diikuti Kota Semarang sebesar 0,68% dengan IHK sebesar 129,13, lalu Kota Kudus dan Kota Cilacap mengalami inflasi sebesar 0,60% dan IHK masing – masing sebesar 136,67 dan 133,45. Selanjutnya inflasi terjadi di Kota Purwokerto sebesar 0,57% dengan IHK sebesar 128,05. Sedangkan untuk inflasi terendah terjadi di Kota Tegal sebesar 0,49% dengan IHK 127,43.
Untuk laju inflasi tahun kalender sebesar 4,17%, sementara laju inflasi “year to year” (Desember 2017 terhadap Desember 2016) sebesar 4,17%. (Roy Kusuma – RSK)
