Jumlah Kematian Akibat DBD Tergolong Tinggi, Dinas Kesehatan Akan Membeli 1000 Alat Rapid DBD

Kudus, Radiosuarakudus.com- Untuk mengendalikan serta menekan kasus dan angka kematian akibat penyakit DBD, Dinas Kesehatan (DKK) Kabupaten Kudus akan melakukan pengadaan Rapid Diagnosis Test (RDT) untuk mendeteksi NS1, IgG dan IgM. Hal itu dikatakan Kasi Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular (P2PM), Nuryanto, Senin 10 Agustus 2020. Dijelaskannya, NS1 adalah suatu glycoproteinyang muncul dengan konsentrasi tinggi pada pasien terinfeksi dengue pada tahap awal penyakit. Antigen NS1ditemukan pada hari pertama hingga hari ke sembilan sejak awal demam pada pasien-pasien dengan infeksi dengue primer maupun infeksi dengue sekunder. Kemudian respon kekebalan dengan memproduksi antibodi IgM muncul pada hari ke 3-5 sejak gejala dan bertahan untuk jangka waktu 30-60 hari.

Lalu Antibodi IgG muncul disekitar hari ke 14 dan bertahan seumur hidup. Infeksi dengue sekunder sering menghasilkan demam tinggi dan pada banyak kasus disertai dengan terjadinya pendarahan (haemorrhagic) dan gangguan sirkulasi. Infeksi dengue sekunder ditunjukkan dengan titerantibodi IgG meningkat dalam 1-2 hari setelah gejala muncul dan merangsang respon antibodi IgM setelah 20 hari infeksi.

Masih kata Nuryanto, penggunaan RDT mempercepat dalam mendiagnosa kasus infeksi Dengue, sehinggamembuat pasien segera mendapatkan penanganan yang tepat,dan tindakan pengendalian penyakit seperti penyelidikan epidemiologi, penanggulangan fokus dapat segera dilakukan. Dengan inidiharapkan dapat membantu tercapainya sasaran program pengendalianDBD yaitu Angka kesakitan penderita DBD sebesar 51 per100.000 pendudukdan mengurangi angka kematian <1%.

Untuk pengadaan RDT ini kata dia, pihaknya sudah menganggarkan dana sebesar Rp. 76,1 juta untuk 1.000 alat RDT ini. Sekitar akhir bulan Agustus ini RDT akan didistribusikan ke 19 puskesmas dan masing – masing puskesmas mendapatkan 70 alat ini. Selama ini lanjut Nuryanto, banyak masyarakat yang mengobati sendiri anggota keluarganya ketika terjadi demam.

Padahal bisa jadi itu adalah gejala awal penyakit DBD. Ketika pasien sudah dalam kondisi parah, baru dibawa ke rumah sakit. Hal inilah yang sangat disesalkan. Dengan adanya alat RDT ini, ketika ada pasien dengan gejala demam dan bila dilakukan tes, maka bisa terdeteksi apakah DBD atau tidak.

Dari data Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus, jumlah kasus DBD sejak Januari hingga saat ini sebanyak 16 kasus. Namun untuk ukuran jumlah kematian akibat DBD, termasuk tergolong sangat tinggi. (Roy Kusuma – RSK)

 

 

About

You may also like...

Comments are closed.