Jumlah Usaha Kerupuk Menurun, Tenaga Kerja Menjadi Kendala

 

Kudus, Radiosuarakudus.com- Jumlah pegusaha kerupuk di Kudus saat ini mengalami penurunan, banyak yang mengalami kebangkrutan karena keterbatasan tenaga kerja. Khususnya bagian menggoreng, karena mereka beralih bekerja di pabrik baru yang ada di Jepara.

Kepala Dinas Tenaga Kerja Perindustrian Koperasi dan UMKM Kudus Bambang Tri Waluyo, Senin 11 September 2017 mengatakan, pelaku usaha banyak yang gulung tikar.. Berdasarkan data, industri kerupuk tahun 2015 berjumlah 111 usaha, kemudian pada tahun 2016 menurun menjadi 100 usaha.

Tahun ini kata dia,  baru didata kembali, dan pemicu tutupnya pembuata kerupuk karena kekurangan tenaga goreng, mereka banyak yang beralih pekerjaan. Khususnya, pembuatan kerupuk rambak karena keterbatasan bahan baku dan harga yang terus naik.

Bambang menambahkan, proses pembuatan kerupuk rambak yang rumit, paling tidak memiliki empat pekerja. Kalau salah satu bagian tidak ada tenaga kerjanya, tentu menjadi kuwalahan.

Dia menambahkan, idealnya memang empat orang, apalagi kerupuk bundar yang dikenal kerupuk Bandung, kalau masih menggunakan cetakan manual maka harus ada pekerja bagian tersebut, dan tidak bisa dobel pekerjaan.

Ada juga industri kerupuk yang mendatangkan tenaga dari Bandung, tapi kendalanya mereka tidak betah tinggal di Kudus. Mereka lebih memilih buka usaha sendiri..

Sementara itu, salah satu pemilik usaha kerupuk di Dukuh Sudimoro Desa Karangmalang Kecamatan Gebog, Imron mengatakan, tenaga kerja memang butuh diperhatikan. Sejak 1999 hingga sekarang pekerja yang dimiliki Imron masih sama.

Dijelaskannya, pekerja yang awalnya bagian cetak dialihkan untuk memegang mesin cetakan. Prosesnya lebih cepat dan pesanan mulai ramai. Setiap musim punya kerja, pesanan kerupuk mengalami peningkatan.

Imron mengatakan, dirinya memiliki lima pekerja masing-masing memiliki bagian sendiri yakni cetak kerupuk mesin yang diawasi dua orang, kemudian bagian oven kerupuk, menggoreng dan mengemas kerupuk.

Ditambahkannya, sehari butuh dua kuintal tepung dan tiga kilogram bawang putih. Saat harga bawang putih naik tajam, dia siasati dengan mencampur bawang putih Katingan dengan Taiwan.Masih kata Imron, dia menjual per karung plastik kerupuknya dengan harga Rp. 60.000. (Roy Kusuma – RSK)

About

You may also like...

Comments are closed.