Kasus Penderita TB MDR di Kudus Meningkat, Masyarakat Diminta Waspada

TBCKudus, Radiosuarakudus.com – Kasus tuberkulosis multi drug resistent (TB MDR) di Kudus terus meningkat setiap tahunnya. Jika pada tahun 2015 lalu jumlah penderita TB MDR berjumlah 22 orang, sampai bulan Oktober 2016 ini jumlah penderitanya sudah mencapai 35 orang, atau meningkat 38 persen dari tahun sebelumnya.

Menurut Kasi Pencegahan Penyakit Menular pada Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus Subiyanto, Senin 24 Oktober 2016, semakin meningkatnya penderita TB MDR ini dikarenakan, banyak penderita TBC yang tidak menuntaskan pengobatannya. Sehingga penyakit tersebut terus berkembang dan akhirnya menjadi resistan terhadap obat TBC.

Subiyanto menambahkan, masa pengobatan penyakit TB ini rata-rata selama enam bulan. Namun, banyak dari penderita TB yang merasa sudah sehat dan tidak melanjutkan pengobatannya. Mereka menjadi penderita TB MDR, karena dalam pengobatannya tidak tuntas.

Padahal penularannya sangat berbahaya sekali. Karena jika ada warga yang tertular dari penderita, maka ia langsung tertular TB MDR, bukan TB biasa lagi. Dan penularan TB MDR caranya sama dengan TB biasa. Sementara itu, jumlah penderita TB MDR di Kudus selama enam tahun ini sebanyak 35 orang dan diperkirakan jumlahnya akan terus meningkat.

Dari 35 tersebut, yang masih menjalani pengobatan adalah 16 orang, yang sudah dinyatakan sembuh 12 orang, DO atau meninggalkan pengobatan 1 orang dan yang meninggal dunia 6 orang.

Dikatakan oleh Subiyanto, penderita TB MDR ini menyebar keseluruh kecamatan di Kudus. Dengan jumlah terbanyak ada di Kecamatan Gebog dengan 10 penderita, kemudian disusul Kecamatan Mejobo dengan 5 penderita, Kecamatan Jati dan Kecamatan Kota masing-masing 4 penderita, Kecamatan Jekulo, Kecamatan Dawe, dan Kecamatan Kaliwungu masing-masing 3 penderita, Kecamatan Undaan 2 penderita, serta Kecamatan Bae 1 penderita.

Dalam hal pengobatan, lanjut Subiyanto, pengobatan TB MDR ini memang lebih sulit. Obat yang diminum juga lebih banyak. Bahkan, waktu pengobatannya juga lebih lama sampai sekitar dua tahun dan memiliki efek samping yang lebih sering, seperti badan panas, keringat dingin dan batuk terus menerus.

Bahkan, yang sudah parah, batuknya bisa mengeluarkan darah. Dia juga mengimbau kepada masyarakat, bagi yang menderita batuk selama dua minggu, harap segera melakukan pemeriksaan ke dokter terdekat, agar bisa segera ditangani dan dideteksi secara dini. (Roy-RSK)

You may also like...

Comments are closed.