Kesenian Barongan Masih Eksis Dan Disukai Anak Muda

 

SONY DSC

Kudus, Radiosuarakudus.com- Kesenian barongan yang merupakan kesenian turun temurun di Kudus, hingga kini keberadaanya masih eksis. Bahkan sejak tahun 2011 lalu dibentuk Paguyuban Kesenian Barongan ( Paseban) Kudus.

Menurut ketua Paseban Kudus, Ahmadi, Selasa 24 Januari 2017, anggota dari Paseban sebanyak 25 kelompok dari 30 kelompok kesenian barongan yang ada di Kudus. Para anggotanya berasal dari Desa Loram Wetan, Pasuruhan Lor, Wergu Wetan, Dersalam, Bulungcangkring, Bulung Kulon, Bacin, Barongan, Nganguk Pengapon, Mlati Lor serta Kalirejo. Setiap tanggal 1 kata Ahmadi, para anggotanya berkumpul bersama untuk saling berbagi pengalaman atau membahas kegiatan ataupun membahas permintaan untuk main dari masyarakat.

Selain itu, para anggotanya juga selalu rutin latihan khususnya pemain dibagian kepala barongan dan penari jaran kepang. Hal lain lanjut Ahmadi, kebersamaan antar anggota juga cukup tinggi. Bahkan ketika salah satu kelompok mendapatkan permintaan untuk tampil, selalu mengajak anggota kelompok lainnya bila masih ada pemain yang kurang.

Sehingga mereka saling melengkapi. Yang cukup menggembirakan kata Ahmadi, anak – anak muda sekarang juga mulai banyak yang suka akan kesenian barongan.

Seperti dibeberapa sekolah SMP pun malah sudah ada yang membeli perlengkapan kesenian barongan. Dan paguyubannya mengirimkan beberapa anggota untuk melatih mereka. Selain itu tambah Ahmadi, Agustus 2016 lalu dalam Festival Kesenian Barongan se Jawa Tengah yang berlangsung di Solo, Paseban mendapatkan juara 1.

Biasanya lanjut dia, kesenian barongan ini mendapat order untuk acara ruwatan oleh masyarakat. Sekali pentas ruwatan lengkap, mereka mematok harga antara Rp. 4 – 5 juta dengan 20 orang pemain.

Biasanya, masyarakat Jawa yang masih percaya adat istiadat mengadakan ruwatan untuk anak tunggal laki – laki (ontang – anting), anak tunggal perempuan (unting – unting), Bocah uger-uger lawang  (anak dua bersaudara lelaki semua), Bocah kembang sepasang (anak dua bersaudara perempuan semua), Bocah Cukil Dhulit (anak tiga bersaudara perempuan semua), Bocah gotong mayit (anak tiga bersaudara laki-laki semua), Bocah saka panggung (anak empat bersaudara laki-laki semua), Bocah sarimpi (anak empat bersaudara perempuan semua), Bocah pandhawa ( anak lima bersaudara laki-laki semua), Bocah pancagati (anak lima bersaudara perempuan semua), Bocah kedhana-kedhini  (anak dua bersaudara laki-laki dan perempuan), Bocah sendhang kapit pancuran ( anak tiga bersaudara, dua laki-laki satu perempuan, anak perempuan di tengah, Pancuran kapit sendhang ( anak tiga bersaudara, dua perempuan satu laki-laki, anak laki-laki di tengah.

Bocah kembar ( anak kembar 1), Bocah dhampit (anak kembar laki-laki dan perempuan), bocah gondhang kasih (anak kembar beda warna kulit), Bocah ipil-ipil (anak lima, satu perempuan empat laki-laki), Bocah podangan (anak lima, satu laki-laki empat perempuan), Bocah Jempina (anak lahr sebelum waktunya), Bocah julung caplok (anak lahir bersamaan dengan terbenamnya matahari), Bocah julung kembang (anak lahir bersamaan dengan terbitnya matahari) dan Bocah julung sungsang (anak lahir di tengah hari). (Roy Kusuma – RSK)

About

You may also like...

Comments are closed.