Kudus Siap Antisipasi Bencana Jelang Musim Hujan

IMG-20161017-WA0007

Kudus, Radiosuarakudus.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kudus, menilai sebanyak 40 pemukiman dan areal persawan, di 39 Desa, adalah merupakan daerah rawan banjir, hal itu membuat kewaspadaan, terhadap bencana tersebut terus ditingkatkan.

Mengingat tingginya intensitas dan curah hujan, yang terjadi beberapa hari terakhir, sejumlah antisipasi telah dilakukan instansi berwenang, mulai aparat dan masyarakat. Dengan melakukan normalisasi, pembersihan sampah, perbaikan tanggul dan pengecekan pintu air di sepanjang sungai.

Kepala BPBD Kudus, Bergas C Penanggungan, Senin 17 Oktober 2016 mengatakan, untuk meminimalisir terjadinya bencana dan timbulnya korban, pihaknya aktif melakukan sosialisasi ke masyarakat, serta antisipasi melalui giat bersih- bersih sampah sungai dan penguatan tanggul.

Selain itu, untuk antisipasi bencana, pihaknya juga menyiapkan anggota, peralatan dan sarpras yang diperlukan.
Saat ini, lanjut Bergas, sampah yang telah dibersihkan, yakni di Sungai Dawe, Desa Temulus Kecamatan Mejobo. Bersih-bersih sungai tersebut, melibatkan sekitar 30 sukarelawan, yang telah dilaksanakan pada Sabtu lalu.

Ditempat lain, Camat Undaan Catur Widiyatno saat dikonfirmasi mengatakan, upaya antisipasi bencana banjir. Pihaknya bersama seluruh pegawai Kantor Kecamatan Undaan dan jajarannya dan melibatkan personil TNI serta masyarakat.

Membersihkan sampah, tanaman enceng gondok, yang memenuhi sungai serta normalisasi Sungai Londo di Desa Wonosoco.
Menurutnya, banjir Sungai Londo yang sempat menggenangi, ratusan hektare sawah beberapa pekan terakhir, karena aliran suang tidak lancar, sehingga tiga desa terdekat, terkena limpasan sungai yang merendam 400 hektar lahan pertanian.

Sementara itu, lanjut Catur, wilayah Undaan terbagi dalam 16 desa. Delapan desa di antaranya, tergolong rawan banjir. Seperti di Desa Wates, Ngemplak, Undaan Lor, Karangrowo, Larikrejo, Kutuk, Berugenjang dan Wonosoco.

Untuk mengantisipasi, kata Catur, pihaknya selalu melakukan koordinasi, dengan seluruh kepala desa (kades) di wilayah kerjanya. Jika melihat potensi kerawanan, berbagai antispasi terus dilakukan. (Roy Kusuma – RSK)

You may also like...

Comments are closed.