Maknai Harkitnas dengan Karya Nyata

harkitnas

Kudus, Radiosuarakudus.com – Momentum Hari Kebangkitan Nasional ke 106 tahun tingkat Kabupaten Kudus diperingati dengan menyelenggarakan upacara bendera yang berpusat di lapangan Alun-alun simpangtujuh Kudus Selasa 20 Mei 2014. Bertindak selaku Inspektur upacara Bupati Kudus, H.Musthofa dengan di hadiri wakil Bupati H.Abdul Hamid, Sekretaris Daerah Noor Yasin, Forkompinda,kepala SKPD, para veteran dengan peserta PNS, unsur TNI Polri serta ratusan siswa siswi SMA dan perguruan tinggi.

Bupati Kudus H.Musthofa yang dalam kesempatan itu menyampaikan sambutan tertulis Menteri Komunikasi dan Informatika, Tifatul Sembiring menekankan kepada generasi muda penerus bangsa untuk tidak boleh lengah, tetapi justru harus semakin waspada dan cerdas dalam menghadapi berbagai perubahan dan kemajuan yang berproses secara terus menerus. Itu perlu dilakukan dalam rangka tetap menjaga semangat dan nilai-nilai kebangsaan yang telah dirintis oleh para pejuang pendahulu kita.

Dikatakan bahwa revolusi yang pada gilirannya memberi ruang dan peluang bagi setiap anak bangsa untuk berbakti, mengabdi dan berkiprah sesuai profesi, keahlian dan bidang yang digelutinya. Inilah makna nasionalisme sesungguhnya, yakni penerapan cara berpikir, bersikap dan berperilaku yang secara ideologis merupakan kristalisasi kesadaran berbangsa dan bernegara. Sejalan dengan semangat dan jiwa kebangkitan Nasional tersebut, maka sesuai tema peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke 106 tahun 2014 ini yaitu maknai Kebangkitan Nasional melalui kerja nyata dalam suasana keharmonisan dan kemajemukan bangsa.

Dalam tema itu mengandung tiga makna yang sekaligus menjadi instrumen ukuran sejauh mana nilai-nilai nasionalisme terimplementasi dalam karsa,cipta dan karya kekinian secara nyata. Artinya, nasionalisme bukan sekedar diskursus dan wacana sorak-sorai. Makna nasionalisme kekinian bukan lagi kamuflase kerinduan romantisme perjuangan masa lalu. Akan tetapi bagaimana mengimplementasikan romantisme perjuangan tersebut kedalam pola pikir, pola sikap dan perilaku kebangsaan yang selaras dengan tuntutan zaman.

Makna kedua, nasionalisme terbangun bukan dari perilaku saling menuding, bukan saling menyalahkan dan bukan pula saling menyingkirkan. Komitmen untuk berbagi dan bersinergi dalam mewujudkan cita-cita nasional yang menjadi ukuran adalah sejauh mana karsa, cipta dan karya kita sudah memberikan kekuatan bagi terbangunnya keharmonisan perilaku kita dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang amanah.

Yang terakhir adalah memberi rujukan bahwa kekuatan sebuah bangsa tercirikan dari bagaimana perbedaan dan kemajemukan dapat terkelola menjadi kekuatan. Indonesia yang memiliki lebih dari 300 kelompok etnis, lebih dari 250 bahasa daerah dan percakapan, keragaman dan komposisi pemeluk agama yang tersebar di seluruh nusantara adalah sebuah kekayaan sekaligus kekuatan. Karena itu komitmen dan kesadaran masyarakat, berbangsa dan bernegara tidak boleh luntur sampai kapanpun.

Oleh karena itu menurut Bupati,dengan semangat dan makna peringatan Harkitnas tahun 2014 ini adalah semangat untuk berani melakukan evaluasi diri, semangat bagi penguatan komitmen seluruh komponen potensi bangsa dalam membangun Indonesia kedepan yang lebih baik dengan karya nyata yang dilandasi rasa nsionalisme yang sesungguhnya. (Humas)

You may also like...

Comments are closed.