Masih Ditemui Harga Elpiji 3 Kg Di Atas HET

Kudus, Radiosuarakudus.com- Langkanya gas elpiji 3 kg dipasaran di Kudus, membuat Pertamina melancarkan operasi pasar (OP) mulai hari ini, Selasa 12 September 2017. Ada dua lokasi yang dijadikan sasaran OP elpiji 3 kg, yakni kantor Kecamatan Mejobo dan kantor Kecamatan Jekulo. Menurut pengurus Hiswana Migas Kudus, David Budi Agung, untuk masing – masing OP ini didistribusikan sebanyak 1 LO (560 tabung).

Menurut David, pihaknya memang mengusulkan OP ini untuk semua kecamatan, dengan catatan bila usulan itu diterima oleh Pertamina. Dikatakannya, langkanya elpiji 3 kg ini karena meningkatnya permintaan oleh masyarakat. Namun faktor apa yang menyebabkan elpiji 3 kg ini langka, dirinya akan menyisir dari pangkalan hingga pengecer.

Sementara Kabid Fasilitasi, Promosi dan Perlindungan Konsumen pada Dinas Perdagangan Kudus, Imam Prayitno mengatakan, ada 18 LO untuk OP ini. 18 LO tersebut akan disebar di kecamatan – kecamatan yang dianggap membutuhkan. Harga sendiri lanjut da, dalam OP ini dihargai sesuai harga pangkalan yakni Rp. 15.500 per tabung.

OP yang dilaksanakan ini kata dia, karena masyarakat kesulitan mendapatkan elpiji 3 kg. Ini terjadi karena meningkatnya permintaan. Terkait harga yang mencapai Rp. 20.000 – Rp. 25. 000 per tabung ditingkat pengecer, tentunya semua pangkalan dan agen harus dikumpulkan. Ini dimaksudkan, agar harga dipangkalan harus sesuai dengan harga yang tercantum. Jangan sampai pangkalan menjual diatas harga HET.

Salah seorang warga, Uswatun (40 tahun) warga Desa Temulus mengaku, membeli elpiji dipangkalan dengan harga Rp. 20.000 per tabung. Dia mengaku memiliki dua tabung elpiji 3 kg sebanyak dua buah.

Sementara itu, tiga pengawas dari Bidang Standarisasi dan Perlindungan Konsumen pada Dinas Perdagangan Provinsi Jawa Tengah datang ke lokasi OP di kantor Kecamatan Mejobo. Salah seorang pengawas, Willy Sigarlaki mengatakan, kedatangannya ini untuk mensosialisasikan kepada masyarakat bahwa dalam jalur distribusi elpiji 3 kg ini tidak ada istilah pengecer. Namun dia juga menuduh warga yang antri, terkait tingginya permintaan elpiji 3 kg ini karena warga dirumah memiliki 5 tabung. Alasannya, tabung – tabung itu disimpan untuk cadangan selama bulan “Besar”

Tuduhan Willy itu membuat warga yang antri sempat bersitegang dengannya, karena warga merasa hanya memiliki dua tabung dan tidak lebih. Bahkan ketika ditanyakan oleh para jurnalis terkait harga  elpiji 3 kg yang menyentuh level  Rp. 20.000 – Rp. 25.000 per tabung ditingkat pengecer, dia ngeles menjawab. Alasannya, tugas pengawas hanya memberikan sosialisasi kepada masyarakat terkait jalur distribusi elpiji 3 kg. Bila ingin membeli elpiji 3 kg harus ke pangkalan, dan tidak ada istilah pengecer dalam distribusi elpiji ini.

Dikatakannya, sesuai keputusan Gubernur Jawa Tengah, harga eceran tetap ( HET) hanya Rp. 15.500 ditingkat pangkalan. Dan bila ada harga diatas HET, maka itu adalah tanggungjawab agen kepada pangkalannya. Selain itu, ini juga menjadi tanggungjawab  dari masing – masing pemkab maupun pemkot. Sayangnya, dalam kasus harga diatas HET ini, tidak ada rekomendasi apapun dari provinsi kepada masing – masing pemkab maupun pemkot. (Roy Kusuma – RSK)

About

You may also like...

Comments are closed.