NRW DI PDAM MASIH BELUM IDEAL

Tingkat kebocoran air atau non revenue water (NRW) pada jaringan distribusi ke pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Kudus, belum mencapai target ideal, karena kebocorannya masih mencapai 27 persen dari total air bersih yang didistribusikan.

Menurut Kepala Bagian Pelayanan Pelanggan PDAM Kudus Ayatullah Humaini, Rabu 8 Januari 2013, pihaknya masih berupaya menurunkan tingkat kebocoran pipa jaringan distribusi hingga 23 persen. Sedangkan untuk mencapai tingkat kebocoran ideal sebesar 20 persen, tentunya butuh kerja ekstra dan biaya yang cukup besar.

Berdasarkan hasil audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Jateng, katanya, tingkat kebocoran jaringan yang ditoleransi pemerintah sebesar 20 persen.

Awalnya, kata dia, tingkat kebocoran jaringan PDAM mencapai 33 persen, namun berhasil diturunkan menjadi 27 persen.

Jika mampu memangkas hingga 7 persen, tentunya menjadi keuntungan yang cukup besar karena tingkat kebocoran sebesar itu potensi kerugiannya juga besar. Bahkan, tingkat kebocoran hingga 27 persen, potensi kerugiannya bisa mencapai Rp2 miliar lebih per tahun.

Untuk mendeteksi kebocoran pipa jaringan distribusi, PDAM Kudus juga menerjunkan tim pendeteksi jaringan dan mendeteksi puluhan titik kebocoran pada jaringan pipa transmisi yang tersebar di sejumlah lokasi di Kudus.

Selain itu, PDAM Kudus juga melakukan penggantian alat pengukur kecepatan aliran dan debit air (flowmeter) di setiap sumur produksi yang berjumlah 36 sumur.

Dengan adanya penggantian “flowmeter” di masing-masing sumur produksi, diharapkan pencatatan debit air dari masing-masing sumur lebih akurat. Meteran air yang terpasang di setiap pelanggan yang sudah tua juga diganti untuk meningkatkan akurasi meteran, selain perbaikan jaringan secara berkala.

PDAM Kudus juga melakukan penanggulangan kesalahan pembacaan meteran air dengan kamera digital, pelayanan perbaikan dalam waktu lebih cepat setelah laporan diterima, serta rehabilitasi jaringan dan pemeliharaan jaringan.

Faktor penyebab kebocoran jaringan distribusi, di antaranya karena kerusakan jaringan akibat faktor usia jaringan, pencurian, dan proses pembuangan udara untuk penggelontoran air pertama kali ke pelanggan. (Roy RSK)

You may also like...

Your email will not be published. Name and Email fields are required