Pentingnya Penyusunan Kajian Resiko Bencana

Kudus, Radiosuarakudus.com- Bertempat di Hotel @home Kudus, Senin kemarin 17 April 2017 berlangsung pelatihan Penyusunan Kajian Risiko Bencana tahap kedua, yang diselenggarakan oleh Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU) dengan dukungan dari Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) Australia.

Pelatihan ini merupakan rangkaian kegiatan dalam Program Penguatan Kapasitas Pemerintah dan Masyarakat Lokal dalam Kesiapsiagaan untuk Respon Bencana yang Cepat dan Efektif.

Setelah penyelenggaraan pelatihan tahap pertama  memperkenalkan dan mengaplikasikan aplikasi Java Open Street Map (JOSM) yang merupakan sumber terbuka (open sources) sebagai salah satu tools dalam penanggulangan bencana alam, pada tahap kedua yaitu terkait dengan Quantum Geography Information System (QGIS)  dan Ina SAFE.

Output dari pelatihan Kajian Risiko bencana ini adalah tersusunya peta risiko bencana (peta ancaman, peta kerentanan dan peta kapasitas) dan juga tersusunya kajian risiko bencana di kabupaten Barru dan Wajo (Sulawesi Selatan).

Pada kesempatan itu,  Adi Widardo mewakili Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Jawa Tengah¸ mengingatkan akan pentingya kegiatan pada pra bencana, diantaranya  prnyusunan  perencanaan dalam penanggulangan bencana dengan mengacu pada kajian risiko bencana, saat ini masih banyak yang hanya konsen pada saat bencana, untuk itu BPBD Provinsi Jawa Tengah mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada LPBI NU yang telah menfasilitasi penyusunan kajian risiko di kabupaten Kudus dan Jepara.

Pelatihan dibuka oleh KH. Ulib Albab Arwani Rois Syuriah PCNU Kabupaten Kudus. KH. Ulil Albab Arwani mengatakan,  pentingnya pencegahan bencana, sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Al Qur’an sebagai pedoman agama Islam.

Ditambahkannya, pelatihan ini merupakan sebuah aksi nyata  dari LPBI NU yang memberikan manfaat kepada ummat dan masyarakat, utamanya dalam bidang penanggulangan bencana.

Salah satu tujuan pelatihan ini adalah untuk menerapkan aplikasi Java Open Street Map (JOSM) dalam melakukan pengkajian risiko bencana di suatu daerah termasuk di dalamnya memetakan risiko bencana dan mengembangkan skenario dalam melakukan penanggulangan bencana dengan menggunakan perangkat lunak Ina SAFE.

Hasil dari kajian risiko tersebut nantinya digunakan sebagai acuan dasar dalam menyusun perencanaan dalam kegiatan dan program penanggulangan bencana suatu daerah/kawasan. Pelatihan Penyusunan Kajian Risiko Bencana ini dipandu oleh Humanitarian Open Street Map Team (HOT).

Pelatihan ini diikuti oleh 22 orang peserta yang merupakan perwakilan dari BPBD, OPD Terkait, LPBI NU, Pramuka, PMI, Perguruan Tinggi yang berasal dari Kabupaten Kudus dan Jepara, yang telah mengikuti pelatihan tahap 1. Pelatihan akan berlangsung selama 5 (lima) hari mulai tanggal 17 – 21 April 2017.

Ketua LPBI NU PBNU, M. Ali Yusuf menyatakan bahwa untuk menyusun rencana dan aksi penanggulangan bencana yang sistematis, terarah dan terpadu, diperlukan dasar yang kuat untuk pemaduan dan penyelarasan arah penyelenggaraan penanggulangan bencana pada suatu daerah/kawasan. (Roy Kusuma – RSK)

About

You may also like...

Comments are closed.