Peranakan Burung Hantu Hasil Penangkaran Petani Kaliyoso Berkembang Pesat

Burung

Kudus, Radiosuarakudus.com – Petani dukuh Kaliyoso Desa Karangrowo kecamatan Undaan, sejak beberapa bulan terakhir tengah melakukan penangkaran burung hantu. Hal ini karena dengan penangkaran itu, burung tersebut nantinya akan dilepas di alam bebas yang kemudian dapat dimanfaatkan oleh petani untuk mengusir hama tikus.

Menurut salah seorang petani dari kelompok tani Bangunsari desa setempat, Nasmin, Rabu 12 Nopember 2014, penangkaran ini diawali dari studi banding di Demak beberapa waktu lalu. Dari hasil studi banding itu, para petani di desanya kemudian membuat rumpon (rumah) bagi burung hantu. Karena burung ini merupakan burung liar, maka kemungkinan besar, rumpon (rumah) bagi burung hantu yang merupakan hasil swadaya para petani , akan ditempati oleh burung yang memiliki nama latin “Tyto Alba” itu.

Benar saja kata dia, setelah dua bulan terdapat sepasang burung hantu yang menempati rumpon itu. Ternyata lanjut dia, peranakan burung itu sangat cepat, setiap kali bertelur antara 5 – 7 butir telur yang ditetaskannya. Hingga kini, dipenangkarannya sudah ada lebih dari 50 ekor.

Meski masih belum maksimal, karena penangkaran burung hantu masih terus dilakukan, untuk mengendalikan hama tikus yang saat ini mulai meningkat, maka diadakan gropyokan tikus.

Ditambahkan oleh Nasmin, sudah tiga hari ini kelompok tani di dukuhnya melakukan gropyokan tikus setiap pagi dan sore. Setiap kali gropyokan mampu menghasilkan 1 karung lebih. Tikus – tikus itu kemudian menjadi makanan burung hantu yang ditangkarkan oleh para petani dan sebagian untuk makanan lele peliharaan para petani dirumah.

Sementara itu kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Kudus, Budi Santoso mengatakan, saat ini untuk MT 1 hama tikus memang sangat meningkat.

Khususnya adalah di Undaan dengan usai tanaman rata – rata 1 bulan, kemudian di Mejobo dan Jekulo yang sudah memasuki musim panen serta di Jati. Luas lahan yang rawan serangan hama tikus adalah 8.000 hektar.

Untuk itu kata dia, pihaknya selalu meminta kepada masyarakat agar terus melakukan gropyokan tikus guna mengendalikan hama yang merusak tanaman padi itu. Untuk hama tikus ini lanjut dia, memang harus diwaspadai sejak mulai tanam padi hingga panen tiba. Hal ini dilakukan agar para petani tidak mengalami kerugian.

You may also like...

Comments are closed.