Peringati hari jadi ke-465, Kudus gelar Kirab Budaya

IMG_3342

Kudus, Radiosuarakudus.com – Dalam memperingati hari jadi kota Kudus ke-465 yang jatuh pada tanggal 23 September setiap tahunnya, pemkab Kudus menggelar berbagai acara, salah satunya adalah “Kirab Budaya”. Digelar pada hari Senin (29/9), kirab ini berlangsung dengan meriah. Ribuan warga tumpah ruah memadati sepanjang jalan rute kirab, dari menara Kudus hingga jalan jendral Sudirman.

Pemilihan rute kirab kali ini memang agak berbeda dari pelaksanaan tahun-tahun sebelumnya. Ini karena konsep yang diusung pun berbeda. Iring-iringan benda pusaka berupa keris, tombak dan cemeti dibawa dari Menara Kudus ke Aula Pendopo Kantor Bupati Kudus. Hal tersebut terkandung filosofi, adanya berpindahnya kekuasaan kasunanan dibawah kerajaan Demak ke pemerintahan kadipaten yang dipimpin oleh Adipati dibawah pemerintahan Hindia Belanda

Selain iring-iringan benda pusaka yang dibawa sejumlah pejabat tinggi Kabupaten Kudus, kirab budaya ini menyajikan napak tilas sejarah awal mula hadirnya Kudus menjadi sebuah Kabupaten. Kirab kali ini menghadirkan visualisasi yang menceritakan sejarah mulai awal sebelum adanya wilayah Kudus sampai lahirnya Kudus yang tak lepas dari budaya hindu sebelum islam disebarkan oleh sunan Kudus dan Sunan Muria serta perpaduan antara budaya hindu dan islam kala itu.
Bupati Kudus, H. Musthofa, dalam sambutannya seusai menerima pusaka yang diserahkan oleh Sekda Kab. Kudus, menyampaikan rasa terimakasihnya kepada seluruh masyarakat Kudus yang telah berpartisipasi memeriahkan acara ini. “Semoga di usia ke 465 ini, Kudus semakin kreatif, hebat, berbudaya dan sejahtera”, ujarnya. Ditambahkan oleh Bupati Kudus, kirab budaya ini diharapkan dapat menjadi sarana memperkuat ciri khas jati diri dari masyarakat Kudus itu sendiri melalui budaya.
Acara kirab budaya ini dimulai dari perempatan Menara Kudus ke timur sampai pendopo Kabupaten dengan iring-iringan yang akan menceritakan bagaimana perkembangan Kudus mulai jaman Hindu hingga masuk dan berkembangnya Islam. Ada pula gunungan nasi tumpeng yang mempunyai filosafi wujud dari rasa syukur kepada Sang Pencipta dan arak-arakan hasil bumi, jenang dan hasil industri . Selain itu kirab juga menampilkan visualisasi sejarah berdirinya Kota Kudus yang tidak bisa lepas dari nama salah seorang tokoh penyebar agama Islam tersohor di tanah Jawa yaitu Sunan Kudus.
Kirab ini diikuti oleh ribuan peserta dari berbagai kalangan, mulai dari siswa sekolah hingga masyarakat umum. Total ada lebih dari 1.500 peserta dengan kurang lebih 50-an kelompok peserta yang masing-masing mengusung tema yang berbeda.

You may also like...

Comments are closed.