Perkuat Ekonomi Kerakyatan, Bupati Berdayakan UMKM

ecocel-umkm

Kudus, Radiosuarakudus.com – Sebuah warisan yang sangat berharga untuk bangsa Indonesia adalah bukan hanya berupa harta benda. Tetapi lebih dari itu, sebuah konsep dan ilmu yang sangat bermanfaat bagi masyarakat luas. Apa itu? Sebuah gagasan dan ajaran trisakti dari Presiden RI pertama, Soekarno. Bapak bangsa yang akrab disebut Bung Karno tersebut, menanamkan fondasi bagi bangsa ini melalui tiga sektor.

Pertama yaitu adanya kedaulatan di bidang politik. Hal ini menjadi modal penting dalam sebuah kondisi bangsa yang kondusif, aman, dan stabil. Berikutnya yaitu berkepribadian dalam berbudaya. Yang mengandung maksud bahwa bangsa Indonesia harus menghargai dan melestarikan budaya bangsa sebagai sebuah aset mahal. Terakhir yaitu berdikari di bidang ekonomi. Hal ini hendaknya dimaknai bahwa kekuatan ekonomi sebagai pilar kekuatan bangsa.

Falsafah tersebut benar-benar dipahami dan diimplementasikan oleh Bupati Kudus H. Musthofa. Sejak periode pertama kepemimpinannya, dirinya memberikan perhatian penuh bagi masyarakat di ketiga bidang utama tersebut. Terbukti, Kudus tetap kondusif dengan berbagai pesta demokrasi yang telah berlangsung. Kondisi ini merupakan modal penting bagi masyarakat dalam berbuat untuk lebih maju.

”Untuk melestarikan budaya, kami telah menetapkan bahwa setiap hari Rabu di perkantoran dan sekolah dalam percakapan menggunakan bahasa Jawa,” kata Bupati saat menjadi narasumber di acara Economic Challenges yang tayang secara live di MetroTV, Senin (22/9) malam.

Acara yang dipandu oleh Suryopratomo tersebut tampak semakin menarik ketika bupati menyampaikan berbagai terobosan yang digagasnya untuk kemajuan Kudus. Jadi sangatlah pas apabila acara tersebut diberi titel “Belajar dari Kudus.” Tanpa membatasi pemikirannya, bupati yang juga sebagai seorang wirausahawan ini selalu berpikir untuk peningkatan kesejahteraan warganya untuk Kudus yang semakin maju.

”Pilar ekonomi kerakyatan ini berada di pundak para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Jadi saya selalu memperhatikan mereka, termasuk para padagang kaki lima (PKL),” jelasnya.

Berbagai program dari Pemkab telah direalisasikannya sejak tahun 2009. Di antaranya dengan pelatihan di balai latihan kerja (BLK) di bawah Dinsosnakertrans yang hingga kini telah meluluskan lebih dari 20.000 orang. Semuanya diberikan secara gratis, bahkan mereka mendapatkan bantuan berupa modal, alat, serta adanya pembinaan secara berlanjut dan sertifikasi produk. Dengan program ini, di Kudus bisa mengurangi penggangguran bahkan tak sedikit yang sukses dengan wirausahanya.

Untuk PKL, dirinya telah menggelontorkan miliaran rupiah untuk dibagikan berupa gerobak PKL. Mulai dari gerobak dorong atau gerobak untuk kendaraan bagi PKL keliling di sekolah. Selain itu, ditetapkannya 5 Januari sebagai hari PKL merupakan sebuah keistimewaan tersendiri termasuk adanya pusat kuliner. Didukung dengan izin berdagang akan memberikan keamanan dan kenyamanan tersendiri bagi mereka.

”Semuanya ini adalah bagian dari program pro rakyat yang telah saya tetapkan. Yaitu pilar pertama tentang pemberdayaan UMKM bagi peningkatan kesejahteraan rakyat,” ujarnya.

Di Kudus, tambahnya, pasar kliwon menjadi pusat perekonomian masyarakat bukan hanya bagi masyarakat Kudus. Tetapi sebagian masyarakat Jawa Tengah melakukan transaksi di sana. Ibaratnya, kliwon ini sebagai tanah abang-nya Jawa Tengah. Ini akan menjadi salah satu tempat yang ideal bagi pemasaran produk UMKM Kudus yang sangat beragam. Misalnya batik dan bordir yang menjadi andalan Kudus.

Adanya cluster industri masyarakat telah didirikan untuk lebih memberdayakan masyarakat. Jadi ketika kita masuk ke dalam daerah sentra industri tertentu, pengunjung akan menjumpai jenis produk yang kaya dengan kreativitas warga Kudus. Hal ini tidak serta merta ada begitu saja, tetapi didukung dengan anggaran dari APBD dalam pengembangannya dan kerja sama dengan pihak ketiga.

Dalam acara malam itu, juga hadir Ngatmin seorang pengrajin biola asal Dawe, Kudus. Dirinya benar-benar merasakan manfaat yang besar bagi pengembangan usahanya. Kini, ketika pada umumnya biola terbuat dari kayu, dia berkreasi membuat biola berbahan bambu dan hasilnya sangat istimewa. Lebih lanjut dia berharap agar UMKM di Kudus lebih maju dan berkembang dengan dukungan yang diberikan bupati ini.

Sementara itu ekonom dari Undip, Muhamad Masir memberikan apresiasi yang positif dengan berbagai terobosan H. Musthofa sebagai kepala daerah. Menurutnya, hal inilah idealnya yang harus dilakukan oleh seorang kepala daerah. Konsep dan implementasi nyata ini semoga bisa menjadi inspirasi bagi kepala daerah yang lain. Hasilnya, semuanya akan benar-benar dirasakan oleh masyarakat bagi peningkatan kesejahreraan mereka.(Humas)

You may also like...

Comments are closed.