Perpustakaan Bisa Gunakan Teknologi SLiMS

Hendro Wicaksono-03

Kudus, Radiosuarakudus.com – Keberadaan perpustakaan dalam sebuah institusi pendidikan, sangat penting sebagai jantung ilmu pengetahuan. Meski perkembangan teknologi saat ini sangat cepat dan memungkinkan buku dialihkan dalam bentuk digital. Hendro Wicaksono dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), dan pengembang Senayan Library Management System (SLiMS) mengutarakan hal itu dalam seminar ‘’Implementasi SliMS pada Perpustakaan’’ di ruang seminar lantai IV Gedung Rektorat Universitas Muria Kudus, Kamis 5 Maret 2015.

Dihadapan sekitar 80 peserta, dia mengatakan, perpustakaan adalah lingkungan pembelajaran (learning environment), tempat orang berkumpul, terinspirasi dan termotivasi menjadi lebih baik dengan belajar dan kemudian berbagai pengetahuan baru yang didapatnya. Karena itu, menurutnya, pengelola perpustakaan dituntut tidak sekadar memiliki kemampuan antara lain pengelolaan data referensi, inventarisasi, manajemen serial dan manajemen pengguna.

Sementara mengenai SLiMS, dia menjelaskan, adalah perangkat lunak sistem manajemen perpustakaan (library management system) sumber terbuka yang dilisensikan di bawah GPL v3. Hak cipta SliMS ini atas nama dirinya dan Arie Nugroho. Namun bagaimana mendapatkan, menggunakan, mempelajari, memodifikasi, redistribusi komersial maupun non komersial, diberikan kepada publik.

Dia mengatakan, pengguna SliMS di Indonesia sudah cukup banyak, sekitar 300-an, termasuk institusi atau lembaga seperti KPK, Yayasan Tifa, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Wahid Institute, dan Komisi Yudisial. Dan tidak menutup kemungkinan, yang belum terdata itu lebih banyak. Sebab, ketika dia menjadi narasumber di berbagai tempat, rata-rata antara 50 % sampai 60 % pesertanya, ternyata sudah memakai SliMS.

Sementara itu, kepala Perpustakaan UMK, Noor Athiyah mengatakan, banyak lembaga yang tertarik mengikuti kegiatan yang diselenggarakan perpustakaan yang dipimpinnya. Tidak hanya dari sekolah-sekolah di Kudus, Pati, dan Jepara saja. Nampak di antara para peserta, berasal dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) serta Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah (KPAD) Kudus, juga dari Polines dan Unika Soegijopranoto Semarang.

Dia juga berharap para peserta yang rata-rata pengelola perpustakaan bisa mengimplementasi SliMS di tempat tugas masing-masing, sehingga perpustakaan yang dikelolanya semakin baik. Athiyah pun menambahkan, bahwa pihaknya siap melakukan pendampingan kepada sekolah-sekolah di Eks Karesidenan Pati, khususnya peserta kegiatan, dalam pengimplementasian SliMS.

Pihaknya juga membuka lebar kesempatan magang, konsultasi layanan pengelolaan perpustakaan, termasuk bagaimana implementasi SliMS, yang meraih juara I dalam kompetisi ICT Award (INAICTA) 2009 untuk kategori Open Source. (Roy)

You may also like...

Comments are closed.