Perpustakaan Buka Kelas Merajut

Kudus, Radiosuarakudus.com- Perpustakaan daerah saat ini cukup banyak kegiatan dan kelas – kelas, ini adalah wujud dari transformasi perpustakaan. Sekarang ini perpustakaan tidak hanya sekedar peminjaman buku, pengembalian buku dan jajaran buku – buku saja. Tetapi perpustakaan saat ini sudah bertransformasi sebagai perpustakaan berbasis inklusi sosial. Intinya adalah melakukan pendekatan kepada masyarakat. Hal itu disampaikan Kasi Pengelolaan Pustaka pada Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Kudus, Ninik Mustikawati, Rabu 7 Oktober 2020 usai mengikuti kegiatan kelas merajut.

Tujuannya kata dia, adalah literasi untuk kesejahteraan masyarakat. Maka dari itu, isinya adalah pelatihan – pelatihan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Dari situlah lanjut Ninik, pihaknya harus membuat kegiatan dan memfasilitasi masyarakat yang kesemuanya adalah gratis. Maka itu, di kantor perpustakaan ini ada ketrampilan, ada kelas web desaign, kelas Bahasa Inggris, kelas literasi tuna netra dan juga posyandu penyakit jantung bawaan untuk anak. Ditegaskannya, kegiatan – kegiatan ini adalah untuk kesejehteraan masyarakat yang tidak hanya dari bidang ekonomi saja tetapi juga dari bidang pendidikan  dan bidang kesehatan.

Diakuinya, beberapa kegiatan yang disebutkan tadi sebelum pandemi memang sudah berjalan cukup baik. Namun sejak pandemi, maka beragam kegiatan tesebut divakumkan sembari menunggu kondisi membaik. Hanya saja, saat ini pihaknya sudah mulai membuka beragam kegiatan itu sedikit demi sedikit dengan tetap melakukan pembatasan.

Terkait kelas merajut ini kata Ninik, adalah kegiatan kelas perdana dengan jumlah pendaftar sebanyak 22 orang. Untuk peserta lanjut dia, sebagian adalah staf kantornya dan sebagian lainnya dari masyarakat umum. Sengaja sebagian peserta diambilkan dari staf kantornya karena selain untuk meningkatkan ketrampilan,  kedepan bila mereka sudah trampil dapat diajarkan ke masyarakat. Sebelumnya, pihaknya sudah membuat pengumuman baik yang ditempel di kantornya maupun melalui WA grup terkait kepesertaan dari masyarakat umum.

Sementara itu, Sinta dari Paguyuban Merajut Purwosari mengatakan dirinya memang diminta untuk memberikan pelatihan cara merajut kepada para peserta. Karena peserta ini pemula, maka dirinya baru memberikan tehnik dasar cara merajut yang baik dan benar. Peserta ini diajari cara membuat rajutan dengan membentuk bros. Karena bros dianggap paling mudah dikerjakan dalam latihan merajut ini. Dirinya memberikan pelatihan ini sekali pertemuan adalah dua jam.

Dia mengaku akan memberikan pelatihan merajut selama empat kali dengan pertemuan sekali dalam sepekan. Dia optimis, dalam empat kali pertemuan para peserta sudah dapat merajut. Setelah mereka nanti sudah dapat merajut, maka mereka dapat membuat rajutan sesuai selera dan keinginannya. (Roy Kusuma – RSK)

 

About

You may also like...

Comments are closed.