Peserta AUYS Ziarah Ke Makam Sosrokartono

Kudus, Radiosuarakudus.com – Mahasiswa Universitas Muria Kudus (UMK) yang akan mengikuti konferensi internasional The 1st ASEAN University Youth Summit (AUYS) 2015 di Universiti Utara Malaysia (UUM), 26 – 29 Januari 2015 mendatang, menziarahi makam RMP. Sosrokartono di kompleks makam Sedomukti, Kaliputu, belum lama ini.

Mereka adalah Fanny Cahyaningtyas, Khikma Khusnia, M. Ibroisim Halim, Maria Prehatiningsing Utami, Iwan Safrudin, M. Abdul Basith, serta M. Unggul Tri Budiharjo.

Fanny Cahyaningtyas mengutarakan, ziarah ke makam Sosrokartono ini sebagai bentuk penghormatan kepada tokoh besar yang dikenal sebagai pejuang perintis kemerdekaan, serta mendedikasikan dirinya mengabdi untuk pendidikan bangsa dan kemanusiaan.

Di makam itu, para  mahasiswa berdo’a sesuai kepercayaan masing-masing, dan setelah itu berbincang banyak dengan Sunarto, yang sudah lebih dari dua dekade menjadi juri kunci makam Sosrokartono.

Kepada para mahasiswa UMK itu, Sunarto menceritakan kisah hidup tokoh jenius yang menguasai tak kurang dari 24 bahasa asing dan 10 bahasa suku di nusantara. Sosrokartono, terang Sunarto, adalah sosok yang trimah mawi pasrah, suwung pamrih, tebih ajrih. (Menerima ketentuan Tuhan dengan penuh rasa tawakkal, tidak pamrih jika menolong, dan tidak memiliki rasa takut).

Dikatakannya, beliau juga berpegang pada ajaran hidup Nulung pepada ora nganggo mikir wayah, waduk, kantong. Yen ono isi lumuntur marang sesami. (Menolong sesama tanpa kenal waktu, perut, dan kantong. Bila ada isinya, diperuntukkan bagi sesama).

Ajaran lain Sosrokartono yang terkenal, yaitu ’Sugih tanpa banda, digdaya tanpa aji, ngluruk tanpa bala, menang tanpa ngasorake’. (Kaya tanpa harta, sakti tanpa azimat, menyerbu/menyerang tanpa pasukan, dan menang tanpa merendahkan),’’ Sunartomenambahkan.

Sunarto  menjelaskan, bahwa Sosrokartono yang lahir pada Rabu Pahing tanggal 10 April 1877 M, adalah orang Indonesia pertama yang kuliah di Belanda. Dia adalah putera R.M. Adipati Ario Sosroningrat, Bupati Jepara, dan kakak RA. Kartini.

Ditambahkannya, Sosro pernah menjadi wartawan perang untuk koran The New York Herald Tribune (1917), dan pernah bekerja pula sebagai wartawan di beberapa surat kabar dan majalah di Eropa.

Dia juga pernah menjabat kepala penerjemah Liga Bangsa-Bangsa (League of Nations) yang kemudian berubah  menjadi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), mengalahkan ahli bahasa sedunia.

Namun begitu, meski dengan kecerdasannya Sosro bisa hidup enak dan mendapatkan jabatan tinggi, tetapi ia kemudian memutuskan kembali ke tanah air dan menetap di Bandung pada tahun 1925. Di Bandung, RMP. Sosrokartono mengabdi kepada bangsa melalui Taman Siswa.

You may also like...

Comments are closed.