Kudus, Radiosuarakudus.com- Petani tebu diwilayah Desa Rejosari Kecamatan Dawe mengeluhkan langkanya pupuk Urea dan ZA. Mereka mengaku kesulitan mencari pupuk dua jenis itu. Salah seorang petani, Mardiyanto, Sabtu 4 Nopember 2017 mengaku, drinya yang memiliki lahan seluas 30 hektar sejak Agustus lalu hingga kini keuslitan mencari pupuk urea dan ZA. Pasalnya kata dia, dirinya yang membutuhkan kedua jenis pupuk itu susah mencarinya. Beberapa kali ke kios pupuk didesanya, juga dijawab selalu habis.
Dikatakan Mardiyanto, bagi petani yang memiliki lahan kecil memang tidak masalah. Tetapi bagi dirinya dan petani lain yang memiliki lahan cukup luas menjadi masalah. Pada tahun – tahun sebelumnya kata dia, pupuk didesanya tidak pernah menjadi persoalan. Namun kini malah sering hilang dari peredaran.
Bahkan kata dia, meski dirinya sudah memberikan uang cash untuk membeli pupuk Urea dan ZA ke kios pupuk didesanya, tapi malah dikembalikan. Alasannya, pupuk yang tersedia sudah habis. Hal ini membuat dirinya dongkol karena banyak lahan tebunya yang belum dapat dipupuk. Bahkan banyak lahan tebunya yang kering dan kurang bagus kondisinya. Bila pupuk lancar lanjut Mardiyanto, maka 1 hektar lahan tebu mampu menghasilkan gula 8 – 10 ton. Namun bila kondisi seperti ini lanjut dia, maka 1 hektar tebu hanya menghasilkan antara 2 – 3 ton gula saja.
Sementara itu Safaat pemilik kios pupuk di Desa Rejosari mengaku, dirinya hanya menjual pupuk sesuai Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) petani untuk pupuk bersubsidi. Bahkan kata Safaat, nama Mardiyanto juga tidak masuk dalam RDKK di Desa Rejosari. Dikatakan oleh Safaat, pupuk bersubsidi ini bagi petani dengan luas lahan maksimal 2 hektar.
Untuk Mardiyanto yang memiliki lahan seluas 30 hektar seharusnya memakai pupuk non subsidi. Diakui oleh Safaat, dia memang memasok pupuk bagi petani tebu di Desa Rejosari dan Desa Margorejo. Sekarang ini kata dia, banyak petani yang memakai pupuk selalu over. Dan dirinya dalam menjual pupuk sesuai RDKK. (Roy Kusuma – RSK)
