Petani Tebu Di Kudus Merugi

Tebu

Kudus, Radiosuarakudus.com –  Sejumlah petani di Kudus, dipastikan mengalami kerugian menyusul rendahnya harga jual tanaman tebu saat ini, dibanding sebelumnya.

     Menurut salah seorang petani tebu di Desa Rejosari, Kecamatan Dawe Siswanto, Senin 18 Agustus 2014, harga jual tanaman tebu untuk setiap hektarenya saat ini hanya laku Rp.15 juta, dibanding sebelumnya yang bisa mencapai Rp.30 juta lebih.

     Ia mengatakan, biaya sewa lahan setiap 1 hektarenya untuk jangka waktu setahun mencapai Rp. 20 juta, sedangkan biaya tanam hingga memasuki masa panen mencapai Rp.10 juta.

     Dengan demikian, kata dia, kerugian yang bakal ditanggung mencapai Rp.15 jutaan, karena harga jual tanaman tebu saat ini sedang rendah.

     Pernyataan serupa juga diungkapkan oleh petani tebu lainnya, Suyono asal Desa Cranggang, Kecamatan Dawe, yang mengakui, harga jual tanaman tebu yang biasanya untuk produksi gula merah memang sedang anjlok, karena setiap satu kotak yang biasanya bisa mencapai Rp. 8 juta, kini diperkirakan hanya laku Rp. 2,5 jutaan.

     Padahal, lanjut dia, biaya sewa lahan satu kotak mencapai Rp. 3 juta per tahun, belum termasuk biaya tanam.

     Sementara biaya tebang tanaman tebu, kata dia, tidak ada perubahan, karena setiap kuintal tebu sebesar Rp. 8.000.

     Mardijanto, salah satu pengusaha gula merah atau gula tumbu di Desa Rejosari, Kecamatan Dawe, mengungkapkan, rendahnya harga jual tanaman tebu juga diikuti turunnya harga jual gula tumbu menjadi Rp. 4.600 hingga Rp. 4.800/kg.

Dikatakannya, idealnya harga jual gula tumbu per kilogramnya mencapai Rp. 5.300 lebih sehingga pengusaha baru bisa mendapatkan keuntungan.

     Gula merah yang diproduksinya, dikirim ke Surabaya, Pasuruan, Grobogan serta beberapa kota lain sebagai bahan baku pembuatan kecap.

     Ia mengungkapkan, rendahnya harga jual tanaman tebu tidak hanya dialami beberapa petani, melainkan hampir semua petani tebu di Kudus mengalami permasalahan serupa.

     Rendahnya harga tanaman gula tumbu saat ini, dimungkinkan karena ada permainan di tingkat pemodal, karena produsen kecap yang selama ini mendapatkan pasokan gula sebagai bahan baku juga bisa menaikkan harga jual kecapnya.

You may also like...

Comments are closed.