Kudus, Radiosuarakudus.com – Sekitar 50 an orang buruh dari perusahaan rokok kecil, Senin 7 Juli 2014 melakukan aksi unjuk rasa di alon –alon Kudus. Kehadiran mereka adalah dalam rangka untuk menolak peringatan bergambar pada bungkus rokok. Selain itu, permenkes No. 28 tahun 2013, tentang pencantuman perinagatan kesehatan dan informasi kesehatan pada kemasan produk tembakau agar dicabut.
Komunitas pengusaha rokok Kudus (koperku) melalui koordinatornya, Rusdi Rahman mengatakan, keputusan perihal perinagatan kesehatan berupa tanda gambar, sejatinya telah mendapatkan tentangan sejak sebelum disahkannya PP 109 tersebut, dari berbagai pihak yang merasa dirugikan jika peraturan itu diberlakukan.
Salah satu yang akan menjadi korban dari kebijakan tersebut, adalah rokok skala kecil menengah. Dikatakan oleh Rusdi, bentuk kongkret dari efek yang akan dirasakan oleh kelompok usaha rokok kecil menengah dengan keharusan untuk mencantumkan peringatan bergambar sebesar 40% dalam setiap bungkus rokok, dan ini adalah kenaikan biaya produksi dari kemasan rokok yang baru.
Bila kebijakan tersebut tidak dilaksanakan oleh perusahaan, maka mereka tidak diprebolehkan untuk berproduksi. Ditegaskan oleh Rusdi, jika kebijakan tersebut diteruskan, maka bukan tidak mungkin perusahaan kecil menengah yang tergabung dalam Koperku dan beranggotakan 31 perusahaan akan gulung tikar.
Kemudian sekitar 1.200 pekerja diperusahaan yang tergabung dalam Koperku juga akan terancam kehilangan pekerjaanya. Untuk itu, pihaknya menuntut menolak peraturan pemerintah No. 109 tahun 2012 tentang pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif.
Kemudian meminta kepada kementerian kesehatan untuk mencabut Permenkes No. 28 tahun 2013 kemudian meminta kepada pemerintah agar mencabut aturan – aturan lainnya yang merugikan usaha kecil menengah.
Usai berunjukrasa, mereka bertemu bupati Kudus, Musthofa dan mengadukan permasalahan ini. Bupati mndukung perusahaan rokok kecil dan menengah yang ada di Kudus. Karena kretek adalah budaya di Kudus dan Indonesia. (Roy)
