Puluhan Mahasiswa FKIP UMK Datangi Brak Karangbener

produksi-kretekKudus, Radiosuarakudus.com – Sebanyak 70 mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (Prodi PBI) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muria Kudus (UMK) diajak mengamati secara langsung proses pembuatan rokok kretek di Brak Sigaret Keretek Tangan (SKT) PT. Djarum di Desa Karangbener, Kecamatan Bae, Rabu pagi 27 Januari 2016.

Kesempatan melihat langsung proses pembuatan rokok kretek itu berkat diselenggarakannya kegiatan ‘’english speaking activities’’ yang telah menjadi program rutin tahunan. Menurut Farid Noor Romadlon, salah satu dosen pembimbing, untuk berkunjung ke pabrik rokok (kretek), baru pertama kali ini.

Sebelumnya english speaking activities lebih banyak dilakukan dengan memberikan tugas kepada mahasiswa belajar di lapangan menjadi tour guide di tempat-tempat wisata atau tempat yang memiliki nilai sejarah, seperti Menara Kudus, Masjid Bubar, Makam Eyang Rogomoyo, dan Masjid Wali Loram Kulon.

Dijelaskannya, meski setting-nya berbeda, namun tujuan dari kegiatan ini sama, yaitu melatih dan meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris mahasiswa.

Apriliana Syifa, mahasiswa PBI semester IV,mengaku baru pertama kali melihat secara langsung proses pembuatan rokok kretek. Himmatul Afidah, mahasiswa lain mengamini apa yang disampaikan Syifa. Dia sendiri baru mengetahui, ternyata para pekerja agar tidak jenuh, secara bersama melakukan relaksasi dengan senam santai bersama.

Peneliti Pusat Studi Kretek Indonesia (Puskindo) UMK, Zamhuri, mengapresiasi kegiatan mahasiswa yang melihat secara langsung proses produksi rokok kretek, agar bisa mengetahui secara pasti mengenai Industri Hasil Tembakau (IHT).

Menurut Zamhuri, kalau mahasiswa mengamati dari dekat, akan mengetahui apa yang sesungguhnya terjadi terkait wacana yang menjadi perdebatan di masyarakat mengenai IHT. Dengan melihat langsung itulah, sehingga akan tumbuh empati dan bisa memberikan penjelasan kepada masyarakat luas, bahwa proses produksi kretek tidak seperti dibayangkan, yakni bisa menimbulkan kematian.

Lebih lanjut Zamhuri mengungkapkan, jika kemudian kretek bisa berdampak negatif bagi kesehatan, mestinya yang terdampak pertama adalah para pekerja. Buktinya, para pekerja sampai saat ini tidak terganggu kesehatannya, padahal mereka berada di pusat produksi kretek. (Roy-RSK)

You may also like...

Comments are closed.