Ribuan Tuang Becak, Ojek Dan Kusir Dokar Geruduk Gedung DPRD

 

20161206_093209

 

Kudus, Radiosuarakudus.com- Ribuan tukang becak, tukang ojek serta kusir dokar serta sopir angkuta kota yang biasa mengantar peziarah dari terminal pariwisata Bakalan Krapyak ke makam Sunan Kudus, Selasa 6 Desember 2016 melakukan aksi unjuk rasa ke gedung DPRD Kudus. Aksi ini digelar terkait rencana Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kudus, yang akan mengganti keberadaan mereka dengan mobil angkutan wisata.

Bahkan dewan juga sudah mengganggarkan Rp.3, 7 milyar untuk membeli 15 armada mobil wisata dalam RAPBD 2017 dan saat ini sudah diserahkan ke gubernur Jawa Tengah untuk disetujui. Aksi unjukrasa ini diawali dari Taman Menara Kudus kemudian bersama – sama konvoi ke gedung DPRD Kudus.

Kehadiran mereka diterima langsung oleh ketua DPRD Kudus, Masan serta wakil ketua Ilwani, Nurhudi serta Deddy Prayogo. Kehadiran mereka juga didampingi pengurus DPC SPSI kabupaten Kudus.

Salah seorang pengurus DPC SPSI Kudus, Daru Handoyo mengatakan, kehadiran para tukang becak, tukang ojek, kusir dokar serta sopir angkutan ini adalah karena adanya informasi kehadiran mereka akan digusur. Mereka resah karena pihak Dishubkominfo juga tidak pernah mensosialisasikan terlebih dahulu dengan alasan tidak ada anggaran. Dan aksi ini adalah murni dari aspirasi mereka yang merasa ladang nafkahnya akan digusur.

Sementara perwakilan dari tukang ojek, Aris menambahkan, dirinya bersama kawan – kawannya yang lain setiap hari memberikan setoran ke petugas Dishubkominfo. Sekali parkir didaerah sekitar Taman Menara, untuk becak ditarik Rp. 1.000 sekali parkir, motor Rp. 2.000, Elf Rp. 5.000 serta dokar Rp. 1.000. Ditegaskan oleh Aris, pihaknya siap dibina namun jangan sampai digusur.

Ulung perwakilan dari tukang becak menegaskan, bila dikatakan kehadiran mereka yang membuat semrawut lalulintas, dia merasa keberatan. Pasalnya, kesemrawutan lalulintas yang terjadi karena jarang petugas dari Dishubkominfo maupun polisi lalulintas yang berada dijalan untuk mengatur lalulintas. Untuk itu, para petugas itu harus sering – sering dijalan untuk mengatur lalulintas.

Abdillah salah seorang tukang becak juga tidak setuju bila akan diberlakukan ganjil genap untuk mengatur operasional becak. Karena hal itu dianggapnya jelas akan mengurangi pendapatannya. Dia juga meminta, anggaran untuk membeli armada wisata Menara Kudus sebesar Rp. 3,7 milyar agar dialihkan ke yang lain.

Sedangkan perwakilan dari angkutan kota jurusan Singocandi – terminal induk, Gunawan mengaku, keberadaan sistem ganjil genap sudah dijalankan oleh angkutannya. Namun, pendapatannya masih tetap minim meski berjalan sesuai trayek.

Khumaidi dari perwakilan kusir dokar menegaskan, dirinya tidak setuju bila dokar juga akan dihapus. Karena dia bersama kawan – kawannya juga sudah membayar parkir kepada petugas Dishub sebesar Rp.1.000 sekali parkir.

Sementara ketua DPC SPSI Kudus, Wiyono menegaskan, bahwa setiap kebijakan yang diambil harus melibatkan banyak stockholder. Bahkan permasalahan dibawahpun, masyarakat seperti halnya mereka yang berunjukrasa sudah tahu dengan apa yang terjadi.

Dia menuding, pemicu utama adanya kebijakan ini adalah legislatif yang dianggap tidak memihak masyarakat bawah seperti mereka yang melakukan aksi ini. Apalagi, sudah dianggarkan Rp. 3,7 milyar untuk membeli armada wisata Menara Kudus di RAPBD Kudus 2017. Sedangkan adanya dugaan pungli dari parkir para tukang ojek, tukang becak, dokar dan lainnya, dia meminta agar DPRD membuat pansus.

Sementara itu, ketua DPRD Kudus, Masan menjelaskan, bahwa keberadaan ojek, becak masih tetap ada. Karena ini adalah penataan, dan konsep ini tidak menghilangkan ojek dan becak. Nantinya pihaknya akan mengundang Dishubkominfo serta Disbudpar untuk dipertemukan dengan perwakilan dari tukang becak, ojek serta dokar. Semua itu lanjut Masan, akan dilakukan penataan agar lebih baik.

Diakui atau tidak, banyak para tukang ojek serta becak yang melanggar lalulintas. Bahkan kata dia, ada juga yang menjadi korban. Penataan itu sendiri misalnya, akan diberlakukan genap – ganjil untuk ojek dan becak.

Ditegaskan oleh Masan, semua ini berawal dari banyaknya keluhan para peziarah yang datang ke Kudus. Dan keluhan para peziarah ini yang diakomodir. Ditambahkan oleh Masan, untuk setoran parkir ke petugas Dishub, pihaknya akan mengundang pihak terkait untuk menanyakan, apakah setoran parkir itu masuk kependapatan parkir atau tidak.

Untuk itu, dia berjanji aan mengundang perwakilan dari tukang ojek, tuang becak serta kusir dokar untuk dipertemukan dengan pihak Dishubkominfo serta Disbudpar.

Usai dari gedung DPRD Kudus, mereka bersama – sama secara konvoi juga mendatangi bupati Kudus, Musthofa untuk mengajak beraudensi. Bupati Kudus dalam pernyataanya beberapa waktu lalu juga mengatakan akan menggusur ojek dan becak karena dianggap keberadaan mereka membuat lalulintas semrawut. Dan akan mengganti dengan armada mobil Wisata Menara untuk mengangkut para peziarah dari terminal pariwisata Bakalan Krapyak ke makam Sunan Kudus. (Roy Kusuma – RSK)

About

You may also like...

Comments are closed.