Saatnya Jawa Tengah Bangkit Melalui UMKM

umkm03

Kudus, Radiosuarakudus.com – Kini di Jawa Tengah telah ada lebih dari 80 ribu unit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Jumlah tersebut terus bertambah setiap tahunnya. Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) di tahun 2015, merupakan tantangan tersendiri bagi UMKM tersebut. Bagi pelaku UMKM, ada yang menyebut MEA tersebut sebagai peluang, namun tak sedikit yang merasa takut sebagai ‘ancaman’.

Untuk itulah peran vital pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota dibutuhkan menghadapi hal ini. Di Guntur Hall Hotel Grasia Semarang, Jumat (23/5) berlangsung diskusi bulanan yang membahas hal tersebut. Acara yang bertajuk ‘Semarang Trending Topics-Diskusi Membangun Jawa Tengah’ dengan tema ‘Momentum Kebangkitan Nasional Bagi Kebangkitan UMKM Jateng’ dihadiri oleh Bupati Kudus H. Musthofa sebagai salah satu nara sumber.

Turut hadir sebagai narasumber pada acara itu, Bima Kartika dari Dinas Koperasi dan UMKM Jateng, Andreas Lako dari Unika, Edi Sukamto dari Bank Jateng, dan Joni Marcius dari Bank Indonesia. Selain pengusaha dan pemerintah, acara ini juga dihadiri oleh akademisi dan profesional yang pada diskusi ini bisa memberikan masukan dan pertanyaan untuk kemajuan UMKM. Acara yang diselenggarakan Idola 92,6 FM Semarang ini berdurasi selama 2 jam.

Bupati Kudus menyatakan bahwa UMKM merupakan ruh dan jiwa masyarakat Kudus. Apalagi ini sebagai salah satu pilar dari visi Pemkab Kudus. Dan di Kudus Pemkab Kudus sudah mempersiapkan masyarakatnya untuk berwirausaha. Mulai dari penyiapan regulasi yang menjadi payung hukumnya, sampai pada pelatihan dan pemberian bantuan modal serta sarana usaha.

”Di Kudus kami sudah melakukan action untuk pemberdayaan UMKM. Salah satunya kami telah membuah cluster bagi usaha UMKM. Nantinya yang kami bidik bukan hanya pasar lokal, namun pasar nasional. Sehingga dari UMKM Kudus menuju Indonesia,” ujar Bupati Kudus.

Lebih lanjut Bupati yang juga seorang pengusaha ini menilai bahwa masyarakat Kudus punya kesadaran yang baik untuk berwirausaha. Sesuai dengan trah masyarakat Kudus yang akrab disebut Gusjigang. Sebutan tersebut telah ada sejak zaman Sunan Kudus. Yang berarti seorang anak yang bagus (perilaku baik), memiliki semangat untuk ngaji (belajar), dan panda berdagang (berwirausaha). Sehingga, menurutnya, hanya perlu support pemkab dalam pengembangan UMKM tersebut.

”Kami juga telah mengadakan pelatihan bagi masyarakat di balai latihan kerja (BLK). Selain keterampilan, peserta juga mendapatkan bantuan modal dan sarpras,” tambahnya.

Lebih lanjut Bupati mengatakan bahwa fasilitasi pemerintah bagi pelaku usaha sangat penting. Termasuk menjembatani untuk peminjaman modal kepada pihak perbankan. Untuk itu, dirinya mengusulkan kepada pemerintah provinsi untuk bersama-sama dengan kabupaten/kota menyusun perda tentang hal itu. Karena ini sebagai perlindungan (protect) bagi pelaku usaha, terlebih jika terjadi force majour.

Sementara itu, Andreas Lako menyampaikan bahwa menghadapi MEA tahun depan, masyarakat pelaku usaha harus memiliki mind set yang positif. Setelah menetapkan konsep dengan kolaborasi dan sinergi, langkah selanjutnya adalah dengan bertindak (action). Termasuk bahasa, saat ini masih menjadi kendala tersendiri. Senada dengan hal itu, Bima Kartika juga menyampaikan bahwa di Dinas Kop & UMKM Jateng telah mengambil langkah kemudahan bagi perizinan, termasuk izin usaha. Masyarakat juga tidak perlu takut menghadapi MEA. Apalagi banyak produk unggulan dari tiap desa se-Jateng.

Lain halnya dengan Joni Marcius, dirinya menyampaikan bahwa hasil survei, 79% pelaku usaha merasa takut dengan persaingan di MEA. Lebih lanjut akan dibahas bersama Gubernur Jawa Tengah. Sedangkan dari Bank Jateng, Edi Sukamto menyatakan kesiapan Bank Jateng dalam menyalurkan bantuan dan mengangkat UMKM di Jawa Tengah. Sebanyak 80% pinjaman disalurkan untuk UMKM.

You may also like...

Comments are closed.