Sipintar Di Sosialisasikan, Beberapa Orang Tua Mengaku Pesimis

Kudus, Radiosuarakudus.com- Sistem Informasi Pendidikan Nusantara (Sipintar) nampaknya bakal terealisasi. Sekolah-sekolah dari tingkat SD, SMP dan SMA/SMK sudah diberikan sosialisasi tentang aplikasi tersebut di gedung Dekopinda. Sosialisasi ini mulai Rabu, 1 Nopember hingga Jum’ at 3 Nopember 2017.

Sekretaris Dinas (Sekdin) Kasmudi, Jum’ at 3 Nopember 2017 mengatakan, Desember aplikasi Sipintar sudah bisa digunakan, tapi hanya satu sekolah yang dijadikan percontohan.

Pihaknya sudah menunjuk SMPN 1 Kudus, untuk menggunakan Sipintar sebagai percontohan. Kemudian, sekolah lain secara bertahap bisa belajar dari SMP yang sudah ditunjuk itu.

Dia menjelaskan, kegiatan sosialisasi ini sebagai pengetahuan awal tentang Sipintar kepada kepala sekolah, guru dan siswa. Sehingga mereka nanti sudah ada persiapan dan dapat melaksanakan program ini. Dikatakannya, sekarang masuk tahap lelang dan sudah ditentukan untuk pengelolaan aplikasinya.

Ditambahkan, untuk merealisasikan aplikasi Sipintar disiapkan dana Rp 400 juta. Diharapkan, akses pendidikan lebih mudah. Pengawasan orang tua terhadap aktivitas anaknya di sekolah bisa terpantau.

Kasmudi memaparkan, Sipintar merupakan gagasan dari Bupati Kudus Musthofa. Sebenarnya launchingnya sudah lama, tapi baru terealisasi tahun ini karena menunggu anggaran untuk aplikasinya. Nantinya, Sipintar digunakan siswa SD, namun untuk sementara ini baru SMP sasarannya.

Dia mengaku optimis, aplikasi tersebut bisa menambah infomasi baru. Karena, akses yang berhubungan dengan pembelajaran termasuk bahan bacaan bisa lewat program tersebut dan bisa dibuka dimana saja.

Purwanto (46 tahun) salah satu warga yang anaknya bersekolah disalah satu SMP negeri mengaku, dirinya pesimis program itu bisa berjalan. Alasannya, banyak orang tua yang sibuk dan ditengah kesibukannya mereka pasti percaya anaknya memang berada disekolah dan belajar.

Sehingga mungkin saja tidak ada waktu untuk membuka aplikasi Sipintar itu, khususnya adalah orang tua yang berada dipedesaan. Sementara kata dia, anak – anak diminta untuk membaca buku melalui program itu juga mungkin sangat jarang dilakukan. Mereka lebih senang membaca buku pelajaran langsung. (Roy Kusuma – RSK)

About

You may also like...

Comments are closed.