Tanpa Prolog & Tanpa Narasi, Tarian Visualisasi “HASTABARATA” Dikritk Bupati

 

 

Kudus, Radiosuarakudus.com- Tidak seperti tahun lalu, tradisi dandangan yang ditutup dengan kirab yang melibatkan banyak pelajar, tahun ini sangat berbeda. Pada tahun ini tradisi dandangan yang merupakan tradisi menyambut datangnya bulan suci ramadhan, ditutup dengan tarian visual tentang budaya Kudus “Hastabrata”.

Turut hadir adalah unsur Forkopinda Kudus, bupati Kudus Musthofa serta Sekda Noor Yasin dan Kepala Disbudpar Kudus, Yuli Kasiyanto serta ketua DPRD Kudus, Masan. Bupati Musthofa dalam sambutannya mengaku sangat bahagia dengan adanya tarian visual dandangan ini. Dia juga mengajak masyarakat untuk menyambut datangnya bulan suci ramadhan dengan melakukan banyak ibadah dan kebaikan.

Bupati juga mengajak masyarakat yang beragama Islam untuk melakukan sholat tarawih. Pada kesempatan itu, bupati juga mengatakan akan melakukan tarawih keliling (Tarling) selama 9 hari berturut – turut. Untuk itu dia juga mengajak masyarakat yang ingin tarling dengannya, dipesilakan. Bahkan para pejabat pun diminta untuk ikut serta dalam tarling nanti.

Dengan nada agak mengancam, Musthofa menegaskan bahwa siapapun pejabat yang tidak ikut tarling dengannya, akan dicatat namanya. Entah apa yang akan dilakukan oleh bupati kepada para pejabat yang tidak ikut tarling nantinya.

Satu lagi yang membuat para tamu undangan tercengang dan masyarakat yang agak terkejut adalah ketika penampilan tarian visual “Hastabrata” mulai berjalan. Ditengah – tengah penampilannya, tiba – tiba Muthofa menghentikan tarian yang menceritakan tentang pemimpin yang selalu nguri – nguri budaya itu.

Musthofa mengkritik penampilan tarian visual “Hastabrata” dari sanggar tari Cipto Ning Asri dari Kudus tersebut. Musthofa mengaku tidak tahu dengan arti dan maksud dari tarian itu, karena tidak ada prolog maupun narasi dalam setiap penampilan para penari. Bahkan Mustofa juga menanyakan hal serupa kepada para penonton, apakah mereka paham arti dari tarian tersebut, yang dijawab oleh masyarakat dengan kata “Tidak Tahu”.

Setelah itu tarian dilanjutkan kembali dan kali ini sang sutradara baru membuka dengan narasinya. Tetapi entahlah apakah warga yang menonton juga tahu maksud dan arti dari visual tarian “Hastabrata” tersebut? Meski narasi juga dibaca sang sutradara dengan gaya tembang Jawanya. Hanya penonton yang hadir yang tahu dan bisa menjawabnya. (Roy Kusuma – RSK) 

About

You may also like...

Comments are closed.