Tari “BUN YA HO” Dilombakan Untuk Ibu – Ibu PKK

Kudus, Radiosuarakudus.com- Tari Bun Ya Ho adalah tarian asli desa Megawon kecamatan Jati, yang diciptakan oleh seorang ulama untuk menyebarkan agama Islam diwilayah desa tersebut.

Untuk melestarikan tarian tersebut yang sudah punah tersebut,  kini digali kembali dan dimodifikasi ulang dengan tidak mengurangi makna dan arti tarian itu sendiri. Dan Minggu kemarin 13 Agustus 2017, tarian tersebut diperlombakan.

Menurut kepala Desa Megawon, Nurasag, sengaja tarian Bun Ya Ho ini diperlombakan untuk ibu – ibu PKK dalam rangka peringatan Hari Kemerdekaan RI yang ke 72. Diceritakannya, tarian ini diciptakan oleh seorang ulama yang bernama Kyai Zaenal Abidin sekitar tahun 1950 an.

Sayangnya, tarian tersebut sempat vakum lama tidak digelar. Sampai akhirnya, tarian tersebut digali kembali melalui orang – orang lama yang mengenal dan mempelajari tarian itu. Saat digali, orang – orang lama itu usianya sudah “sepuh” yakni diatas 80 an tahun.

Meski mereka tidak hapal seluruhnya, namun dari hasil penggalian tarian itu, lalu dimodifikasi ulang meski tidak 100% sama. Justru kata Nurasag, saat ini untuk mencari seorang penari “cucuk lampahnya” dengan gaya beladiri silat yang sudah susah dicari.

Karena lanjut dia, ‘cucuk lampah” dalam tarian Bun Ya Ho adalah satu kesatuan. Sementara penari “cucuk lampah” dalam tarian Bun Ya ho sendiri sudah meninggal dunia.

Meski begitu kata Nusarag, pihaknya tetap akan mencari tahu pesilat lain “cucuk lampah’ dalam taria Bun Ya Ho itu. (Roy Kusuma – RSK)

About

You may also like...

Comments are closed.