Teater Sokosiji Hadirkan “Suara – Suara Mati”

Kudus, Radiosuarakudus.com- Rangkaian situasi saling memaksakan pembenaran menjadi kebenaran ditampilkan Teater Sokosiji dalam Pentas Produksi ke-3 dengan naskah Suara-suara Mati, karya Manuel van Loggem, terjemahan Sunarto Timur. Meski hanya sekedar kisah tentang konflik rumah tangga yang dibalut cinta segitiga. Namun secara lebih jauh naskah itu juga merefleksikan maraknya kebohongan yang seolah-olah dibuat menjadi kenyataan alias hoaks.

Naskah karya dramawan sekaligus psikolog asal Belanda itu, dipentaskan di Halaman Kantor Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kudus, Kamis malam 15 Agustus 2019. Mulanya, adegan dibuka dengan munculnya seorang istri yang dihantui suara bayinya yang sudah meninggal. Lampu padam, adegan beralih pada monitor komputer yang menimpalkan berita-berita di pagi hari.

Kemudian masuklah seorang suami hingga kemunculan seorang sahabat. Ketiga tokoh juga terjalin hubungan persahabatan sejak lama. Namun pribadi-pribadi di antara mereka saling berbenturan karena mempertahankan keyakinan masing-masing. Mereka terperangkap rasa curiga dan cemburu sehingga akal sehat tak dapat lagi membedakan apa itu cinta dan benci.

Sutradara pementasan Dhani Azzra mengatakan, sengaja memilih naskah Suara-suara Mati karena ingin menggambarkan kondisi sosial masyarakat saat ini.  Karena rasa curiga dan cemburu, pembenaran menjadi alat yang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Misalnya dalam kontestasi politik, Pileg dan Pilpres April lalu.

Kendati pemilu sudah rampung, menurut Dhani, yang menjadi persoalan adalah sikap saling menghalalkan berbagai cara jika diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Termasuk menarasikan kebohongan menjadi pembenaran. Sehingga masyarakat akan semakin sulit membedakan antara fakta dan informasi palsu.

Pimpinan Produksi Teater Sokosiji MH Aditia menambahkan, dalam pementasan kali ini pihaknya bekerja sama dengan PWI Kudus. Sebab, pesan yang ingin disampaikan melalui naskah Suara-suara Mati juga selaras dengan gerakan literasi PWI terkait upaya menangkal hoaks. Setelah pementasan, acara juga diisi dengan diskusi bertema menyikapi hoaks lewat media seni. (Roy Kusuma – RSK)

About

You may also like...

Comments are closed.