Tilik Desa, Musthofa Makin Dekat Dengan Masyarakat

MUSTHOFA

Kudus, Radiosuarakudus.com – Siapapun pasti akan geleng-geleng kepala ketika melihat pola kerja Bupati Kudus H. Musthofa. Meski telah memasuki periode kedua kepemimpinannya sejak 14 Agustus 2013 lalu, dirinya tak pernah lelah dan bosan untuk merasakan dan mendengar yang menjadi harapan warganya. Bukan periode ini saja, tetapi hal ini telah menjadi kebiasaan baginya semenjak tahun 2008 silam.

Semenjak resmi memimpin Kabupaten Kudus, berbagai kegiatan untuk bisa bertemu dengan warga Kudus pun diagendakan. Ketika itu acara berlabel sambang desa, tilik desa, dan safari Jumat menjadi menu utama baginya. Sudah cukup? Ternyata masih kurang. Bupati yang berangkat dari seorang pelaku wirausaha ini lebih banyak ‘turun’ ke desa tanpa terjadwal secara kedinasan. Tak peduli siang, sore, bahkan malam hari pun diterjangnya.

Tak heran jika hanya dalam waktu beberapa bulan, 132 desa/kelurahan yang ada di Kudus semuanya pernah dikunjungi, meski bukan agenda formal pemerintahan. Kesibukan ini dilakukan tanpa mengabaikan tanggung jawab sebagai kepala pemerintahan. Yang terpenting menurutnya, bisa bertemu warganya, mendengar, bertukar pengalaman, dan mendapatkan masukan untuk kemajuan Kabupaten Kudus.

”Semua warga Kudus adalah saudara saya. Jadi tidak ada alasan untuk tidak mendengarkan apa yang dirasakan saudara saya,” ujar Bupati pada sebuah acara.

Sebagai kepala daerah, dirinya telah mengabdikan penuh jiwa dan raganya untuk masyarakat. Cita-citanya adalah bisa membuat kota kelahirannya ini menjadi lebih baik dan membawa manfaat yang bisa dirasakan oleh seluruh warganya. Komitmennya ini diimplementasikan dengan gagasan cerdas dalam program pro rakyat. Semuanya menyatu dalam satu visi, yaitu Mewujudkan Masyarakat Kudus yang Semakin Sejahtera.

Program ini sangat relevan bagi warga yang kurang beruntung secara ekonomi. Mulai dari lahir hingga meninggal semuanya diperhatikan. Sebagai contoh, bagi yang sakit, pemkab telah membagikan Kartu Kudus Sehat. Dengan kartu ini warga Kudus bisa berobat secara gratis, selain jamkesmas dan jamkesda yang telah ada sebelumnya. Namun demikian, bupati selalu mengajak warganya untuk menjaga kesehatan diri dan kebersihan lingkungan.

”Untuk bidang pendidikan, jangan sampai ada anak putus sekolah karena kekurangan biaya. Pemkab akan membiayai semuanya secara gratis,” tambahnya.

Terobosan semacam inilah yang belum dimiliki oleh daerah lain. Semua anak usia sekolah yang kurang mampu, disediakan beasiswa oleh pemkab hingga lulus setingkat SMA. Hanya di Kudus yang telah menetapkan wajib belajar 12 tahun. Penghargaan satya lencana bidang pendidikan pun diberikan oleh Presiden RI di tahun 2010 berkat prestasi tersebut.

Selain itu, untuk memberikan kesempatan kerja atau membuka usaha baru, pemkab memberikan pelatihan keterampilan melalui balai latihan kerja (BLK). Di sana, selain mendapatkan keterampilan, peserta juga dibekali dengan bantuan alat atau bantuan modal yang diberikan secara bergulir. Harapannya, jiwa wirausaha makin kuat tertanam di masyarakat untuk penguatan ekonomi kerakyatan.

Sebagian program kongkit ini dirasa telah pas dengan harapan masyarakatnya. Karena baginya ini merupakan wujud tanggung jawab amanah yang telah diberikan padanya untuk memimpin Kudus. Ditambahkan pula, pemimpin bukan hanya duduk di belakang meja dan dilayani. Tetapi harus mau mendengar dan melayani masyarakat. Semua langkahnya inilah yang membuat Musthofa sebagai bupati tidak lagi ada jarak dengan masyarakatnya.

You may also like...

Comments are closed.