132 Desa/Kelurahan Di Kudus Mendapat Bantuan Jogo Tonggo Kit

Kudus, Radiosuarakudus.com- Bertempat dipendopo kabupaten Kudus, Jum’ at 3 Juli 2020 berlangsung kegiatan penyerahan bantuan paket “Jogo Tonggo Kit” dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah kepada 132 desa/kelurahan di Kudus. Hadir dalam acara tersebut, Plt Bupati Kudus HM. Hartopo, Sekda Samani Intakoris serta pejabat pemkab Kudus terkait, perwakilan kades, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Yulianto Prabowo serta sejumlah anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah khususnya dari Dapil 3.

Penyerahan secara simbolis dilakukan oleh perwakilan dari anggota dewan provinsi kepada salah satu perwakilan kepala desa. Paket Jogo Tonggo Kit untuk setiap desa, berisi baju APD 10 buah, masker 100 buah, thermo gun 1 buah, buku-buku petunjuk teknis, sepatu boots 10 pasang, sarung tangan 10 pasang, dan disinfektan 30 liter.

Usai penyerahan secara simbolis, H.M. Hartopo menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi kepada Pemerintah Provinsi Jateng. Pihaknya siap menyalurkan paket Jogo Tonggo Kit untuk seluruh desa/kelurahan di Kabupaten Kudus dalam rangka memotivasi dan penguatan pelaksanaan Satgas Jogo Tonggo. Dalam kesempatan tersebut, H.M. Hartopo juga melaporkan bahwa tren kasus Covid-19 cenderung tinggi, sehingga masuk zona orange. Dirinya menjelaskan, hal tersebut terjadi karena Pemkab Kudus sedang melakukan screening swab test secara masif dengan menggunakan alat Realtime-PCR. Dengan alat tersebut, Setiap hari dapat dilakukan screening untuk 90 orang dan rata-rata terdeteksi 4-5% orang yang positif.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Yulianto Prabowo mengatakan bahwa bantuan paket “Jogo Tonggo Kit” ini disalurkan kepada seluruh kabupaten/kota di Jawa Tengah. Ini sesuai dengan instruksi gubernur yang terkait dengan pemberdayaan masyarakat dalam rangka penanganan pandemi Covid-19. Pihaknya ingin memperkuat basis dimasyarakat karena pada prinsipnya dimasa pandemi ini penanganannya adalah memutus mata rantai penularan, mencegah transmisi, merubah perilaku masyarakat dan masyarakat sendiri yang melakukan. Karena saat ini masyarakat adalah garda terdepan dalam penanganan covid-19 ini.

Sedangkan tenaga kesehatan dan rumah sakit adalah garda paling belakang. Bila masyarakat sebagai garda terdepan jebol maka garda belakang juga akan ikut jebol. Untuk bantuan ini kata dia adalah bersifat stimulan dan tentunya tidak akan cukup sesuai kebutuhan untuk ditingkat RW. Harapannya ada upaya – upaya sendiri baik dari masyarakat sendiri, dunia usaha serta donatur. Terkait masih terjadi peningkatan kasus Covid-19 disejumlah kabupaten/kota di Jawa Tengah, Yulianto mengatakan faktornya bermacam – macam.

Bisa karena transmisi masih banyak karena kontak antara orang yang satu ke orang yang lain dan itu terkait dengan perilaku masyarakat. Lalu adanya peningkatan kegiatan pemeriksaan dalam mencari orang – orang yang tanpa gejala serta sebab lain. Seperti di Kudus karena sudah tersedianya mesin PCR maka pemerikasaan dapat dilakukan sendiri dan hasilnya juga cepat diketahui sehingga datanya juga meningkat. (Roy Kusuma – RSK)

About

You may also like...

Comments are closed.