Kudus, Radiosuarakudus.com- Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), didalam juknis diperbolehkan pembelian kuota untuk siswa, praktiknya belum bisa mengcover keseluruhan. Sebab, kebutuhan kuota dan vendor yang dipakai siswa berbeda jenis dan harga juga mengikuti.
Plt Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Kudus Harjuna Widodo mengatakan, BOS belum bisa dijadikan solusi untuk membantu siswa membeli kuota, kebutuhan operasional sekolah juga cukup tinggi sehingga lebih prioritas, misalnya pembelian buku paket, gaji guru honorer, dan lain sebagainya.
Tapi, kalau ada siswa yang benar-benar dari keluarga tidak mampu dan terkendala pembelian kuota masih bisa dibantu sekolah dengan dana BOS. Tapi tidak bisa seluruhnya. Ditambahkan, BOS tahun ini nilai nominal per siswa ditambah Rp 100 ribu. Untuk siswa SD Rp 900 ribu per anak per tahun dari sebelumnya hanya Rp 800 ribu. Kemudian, siswa SMP menjadi Rp 1,1 juta dari sebelumnya Rp 1 juta serta SMA naik menjadi Rp 1,5 juta dari sebelumnya Rp 1,4 juta.
Hal yang sama juga dirasakan oleh Kementerian Agama (Kemenag) Kudus. Dana BOS dikalangan madrasah, belum bisa mengcover pembelian kuota untuk siswa. Kasi Pendidikan Madrasah M. Hafidz, mengatakan, sebenarnya dijuknis ada keterangan BOS bisa digunakan untuk penanganan Covid-19.
Hanya saja kata dia, tahun ini nilai BOS dikurangi Rp 100 ribu per siswa, karena untuk penanganan covid-19. Perlengkapan protokol kesehatan di madrasah seperti sabun cuci tangan, handsanitizer, tempat cuci tangan. Pembeliannya, menggunakan dana BOS.
Rincian BOS di Kemenag lanjut dia, untuk siswa MI jumlah penerima sebanyak 12.467 siswa dengan total nominal Rp 12,4 miliar masing-masing siswa mendapat Rp 900 ribu per tahun, kemudian siswa MTs jumlah penerima 20.001 siswa total dana Rp 11 miliar masing-masing siswa menerima Rp 1,1 juta per tahun, dan MA jumlah penerima sebanyak 11.305 siswa total dana Rp 8,4 miliar per siswa memperoleh Rp 1,5 juta per tahun. (Roy Kusuma – RSK)
