Fraksi PKB Desak Pemkab Kudus Buka Pembelajaran Tatap Muka

Kudus, Radiosuarakudus.com- Fraksi PKB melalui ketua fraksinya Ali Ikhsan, ditengah – tengah acara paripurna di gedung DPRD Kudus, Selasa 28 Juli 2020 melontarkan usulan agar pemkab segera membuka kembali pembelajaran tatap muka dengan protokol kesehatan yang ketat. Lontaran usulan itu didasari karena makin banyak orang tua dalam pembelajaran daring yang tidak paham. Apalagi mereka juga tidak banyak yang memiliki keahlian dalam pembelajaran daring.  Yang terjadi kata Ali Ikhsan, banyak ibu – ibu khususnya yang uring – uringan kepada anak dan para suaminya.

Selain itu kata dia, terjadi degradasi moral karena mereka tidak memiliki kegiatan. Seperti yang terjadi di Jepara, sejumlah remaja harus menikah dini karena hamil diluar nikah. Hal ini lanjut dia, adanya sejumlah permintaan dispensasi menikah dini di kantor Pengadilan Agama setempat. Dia berharap hal itu tidak terjadi di Kudus. Untuk itu pihaknya meminta kepada pemkab Kudus agar segera mengadakan kebijakan peraturan daerah supaya bisa melaksanakan pembelajaran tatap muka seperti dulu dengan semangat new normal dan protokol kesehatan yang ketat.

Untuk itu lanjut Ali Ikhsan, pihaknya mendorong pemkab Kudus agar ada keberanian untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka sehingga ada perhatian dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Agama sehingga bisa dibuka kembali pembelajaran tatap muka secara nasional. Ditegaskannya, darurat kesehatan memang harus disadari bersama tetapi darurat pendidikan juga harus menjadi prioritas.

Dia mencontohkan, mall dan juga toko -toko sudah dibuka dengan protokol kesehatan dan tidak ada masalah. Untuk pembelajaran disekolah harapannya juga sama, jumlah ruang per siswa bisa diatur dengan semangat new normal dan penerapan protokol kesehatan yang ketat. Meski diakui Kudus terkait kasus Covid-19 ini terus meningkat, tetapi pemkab jangan hanya diam menunggu kondisi yang belum tahu pasti kapan berakhirnya Covid-19 ini. Sementara imbuh dia, dibawah masyarakat sudah mulai resah. Maka dari  itu dia mendorong pula kepada kepala – kepala sekolah swasta dan para yayasan pendidikan agar memulai pembelajaran tatap muka dengan semangat new normal dan melaksanakan protokol kesehatan yang ketat.

Yang terjadi selama ini lanjut dia, sekolah swasta hanya menarik uang SPP dan administrasi tanpa ada pembelajaran.  Hal ini tentunya sangat ironis. Bila memang ada teguran dari atasan karena mengawali pembelajaran secara tatap muka, hal itu merupakan hal biasa dan nantinya pihak sekolah bisa memberikan penjelasan.

Sementara itu Plt Bupati Kudus, HM. Hartopo menanggapi hal tersebut mengatakan  sampai saat ini kondisi Kudus untuk kasus Covid-19 masih cukup tinggi. Untuk itu kata dia, pihaknya hanya membolehkan masuk sekolah pada saat tes semesteran atau ujian saja. Itupun harus ditunggui oleh orang tua.

Hartopo juga mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan simulasi pembelajaran tatap muka dengan protokol kesehatan tetapi untuk masuk sekolahnya pagi dan sore. Dengan mengatur jumlah siswa per kelas yang hanya separo dalam satu kelas. Namun semua itu tentunya masih menunggu persiapan satgas protokol kesehatan, lalu penataan tentang protokol kesehatan serta para siswa SD dan SMP harus didampingi oleh orang tua atau saudaranya.

Untuk pergi dan pulang sekolah harus antar jemput.  Itu semua masih akan dikaji lagi dengan harapan untuk pembelajaran tatap muka nanti benar – benar sudah siap dengan pelaksanaan protokol kesehatan yang ketat. (Roy Kusuma – RSK)

About

You may also like...

Comments are closed.