Guru Keluhkan Iuran RP. 200.000 Untuk Workshop

Kudus, Radiosuarakudus.com- Acara workshop guru yang diprakarsai oleh PGRI Kabupaten Kudus menuai persoalan, karena banyak guru yang keberatan adanya iuran Rp. 200.000 per orang. Mardi salah seorang guru SMP Negeri, mengaku kecewa. Dikatakannya, oknum pengurus PGRI yang juga menjabat di Dinas pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Kudus, meminta kepada para guru baik yang ikut workshop atau tidak agar membayar Rp. 200.000.

Selain itu lanjut Mardi, dalam acara workshop tersebut juga ada penggiringan untuk memililh calon bupati tertentu. Ketua DPRD Kudus, Masan, yang juga bakal calon Bupati Kudus menjadi narasumber dalam acara workshop tersebut, . Dia juga menyesalkan, karena guru – guru selalu dieksploitasi untuk kepentingan politik.

Tidak hanya Mardi saja yang mengeluh, dalam surat pembaca di harian lokal juga ada yang menyesalkan hal itu. Dalam surat pembaca itu disebutkan, bahwa iuran guru SD – SMP sebesar Rp. 200.000 per orang tersebut dipaksakan. Bahkan mereka juga digiring untuk memilih cagub dan cabub tertentu.

Sementara itu, ketua PGRI Kabupaten Kudus, Kasmudi, Rabu 8 Nopember 2017 dalam jumpa pers mengatakan, dalam menyambut Hari Guru Nasional (HGN) tahun ini beberapa kegiatan dilakukan. Dan sesuai dengan juklak dengan latar belakang, agar guru memiliki semangat untuk meningkatkan kompetensi guna menunjang profesinya. Melihat lapangan kata Kasmudi, guru kurang mampu dalam membuat karya ilmiah untuk menunjang kenaikan pangkat.

Maka itu lanjut dia, PGRI Kudus membantu meningkatkan mutu pendidikan , dengan meningkatkan kompetensi guru dalam membuat karya ilmiah. Terkait biaya sebesar Rp. 200.000 untuk workshop itu lanjut dia, adalah sukarela. Karena biaya itu digunakan untuk teori dan penugasan ke lapangan. Nantinya kata Kasmudi, peserta mendapatkan dua sertifikat.

Dii juga menolak bila biaya dalam workshop guru itu ada paksaan, karena biaya itu adalah sukarela dari para anggota. Ketika ditanyakan kenapa harus Masan yang juga bakal calon bupati yang harus menjadi narasumber, dijawab Kasmudi karena yang bersangkutan adalah ketua dewan. Kasmudi juga mengakui, Masan sudah menjadi narasumber yang ke lima kalinya. Namun untuk yang keenam kalinya dari 9 kali kegiatan workshop serupa, Masan tidak dihadirkan setelah adanya keberatan dari beberapa pihak. Meski dikatakan, PGRI netral dalam pilkada Kudus dan Pilgub mendatang, hal itu harus dibuktikannya. Dalam kegiatan workshop itu, dari 5.540 anggota, hanya 2.684 orang yang ikut.

Dari pantauan reporter Radio Suara Kudus dibeberapa sekolah dasar (SD), baner dalam peringatan Hari Guru Nasional (HGN) juga ada gambar Masan selain gambar Bupati Kudus Musthofa, Kepala Disdikpora Joko Susilo serta gambar Kasmudi selaku ketua PGRI Kudus. Beberapa guru menyebut, pemasangan baner itu sebagai bentuk politisasi. Apalagi tahun depan Musthofa maju sebagai bakal calon gubernur dan Masan sebagai bakal calon Bupati Kudus. (Roy Kusuma – RSK)

 

 

About

You may also like...

Comments are closed.