Kudus, Radiosuarakudus.com- Pada bulan Juni lalu, inflasi di Kudus sebesar 0, 55% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 136,05 lebih rendah bila dibanding bulan Mei lalu yang mengalami inflasi sebesar 0,80% dengan IHK 135,30.
Hal itu diungkapkan kepala kantor BPS Kudus, Sapto Harjuli Wahyu dalam jumpa pers, Selasa 4 Juli 2017. Dikatakannya, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks beberapa kelompok pengeluaran.
Yaitu, kelompok bahan makanan 0,41%, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,91%, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,50%.
Lalu kelompok sandang 0,53%, kelompok kesehatan 0,18%, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,08% lalu kelompok transport, komunikasi dan jasa sebesar 0,83%.
Dijelaskan oleh Sapto, komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terhadap terjadinya inflasi adalah tariff listrik, bawang putih, bawang merah, nasi dengan lauk, teh manis, tarif parkir serta tarif pulsa ponsel. Sementara lanjut dia, komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terhadap terjadinya deflasi adalah cabai rawit, batu bata, telur ayam ras, beras, cabai merah, jeruk dan salak.
Dikatakannya pula, inflasi nasional pada bulan Juni sebesar 0, 69% dengan IHK 129, 72 dan Jawa Tengah juga mengalami inflasi sebesar 0, 61% dengan IHK 128, 35. Ditambahkan oleh Sapto, inflasi tertinggi di Jawa Tengah terjadi di kota Cilacap sebesar 0, 99% dengan IHK 132, 67 yang diikuti kota Purwokerto sebesar 0,98% dengan IHK sebesar 127, 23.
Lalu kota Tegal sebesar 0,90% dengan IHK 126, 23 disusul kota Surakarta sebesar 0,87% dengan IHK 125, 88.
Kemudian Jawa Tengah sebesar 0,61% dengan IHK 128, 35 serta kota Kudus sebesar 0, 55% dengan IHK 136, 05. Dan inflasi terendah terjadi di kota Semarang sebesar 0, 37% dengan IHK sebesar 127, 85.
Dikatakan oleh Sapto pula, laju inflasi tahun kalender sebesar 3, 70%, sedangkan laju inflasi “Year on Year” (Juni 2017 terhadap Juni 2016) sebesar 5, 56%. (Roy Kusuma – RSK)
