Kudus, Radiosuarakudus.com- Inflasi di Kudus pada bulan Agustus 2019 lalu, tertinggi se Indonesia yakni mencapai 0,82% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 144,56. Tingginya inflasi di Kudus ini dipicu oleh kenaikan harga yang ditunjukkan dengan naiknya indeks kelompok sandang sebesar 1,71%, kemudian kelompok pendidikan sebesar 1,56%, kelompok bahan makanan sebesar 1,45%, kelompok perumahan sebesar 0,82%, kelompok makanan jadi 0,35% dan kelompok kesehatan sebesar 0,11%.
Hal itu diungkapkan Kepala kantor BPS kabupaten Kudus, Rahmadi Agus Santosa, Selasa 3 September 2019, dalam rilis inflasi dikantornya. Dikatakannya, penyebab utama inflasi bulan Agustus lalu adalah naiknya harga cabai rawit, beras, cabai merah, biaya pendidikan sekolah dasar dan pasir. Sedangkan penyumbang deflasi pada bulan lalu juga ada lima komoditas, yakni bawang merah, tomat sayur, bawang putih, nangka muda dan TV berwarna.
Untuk tingkat inflasi tahun kalender Agustus 2019 sebesar 2,58% dan tingkat inflasi tahun ke tahun sebesar 3,60%. Dikatakannya, inflasi nasional pada bulan itu sebesar 0,12% dan Jawa Tengah mengalami inflasi sebesar 0,33%.
Di Jawa Tengah lanjut Rahmadi, inflasi dan deflasi terjadi di enam kota survei biaya hidup (SBH). Dan inflasi terbesar terjadi di Kota Kudus sebesar 0,82% dengan IHK sebesar 144, 56. Kemudian diikuti Kota Semarang dengan inflasi 0,47% dan IHK sebesar 136,02. Lalu kota Purwokerto 0,42% dengan IHK sebesar 134,79. Disusul kota Cilacap dengan inflasi 0,33% dengan IHK sebesar 140,58. Sedangkan untuk kota Surakarta malah mengalami deflasi sebesar – 0,16% dengan IHK sebesar 132,18 dan Kota Tegal juga mengalami deflasi sebesar – 0,02% dengan IHK sebesar 134,22.
Dikatakan oleh Rahmadi, meskipun Kudus mengalami inflasi tertinggi di Indonesia pada bulan lalu, namun semua barang – barang komoditas tersedia sehingga tidak ada masalah. Beberapa waktu lalu, ketika inflasi Kudus cukup tinggi kata dia, ada barang komoditas yang tidak tersedia dipasar yakni bawang putih. (Roy Kusuma – RSK)
