KAMMI Kudus Kutuk Kekerasan Terhadap Etnis Rohingnya

Kudus, Radiosuarakudus.com- Kasus kekerasan dan pengusiran yang terjadi pada etnis Rohingnya oleh junta militer Myanmar, menimbulkan keprihatinan dunia. Etnis muslim tersebut harus meninggalkan wilayah Rakhine di Myanmar menuju ke perbatasan Bangladesh.

Korban yang berjatuhan akibat aksi kekerasan oleh militer dan polisi Myanmar itu, memicu terjadinya aksi penggalangan dana dan protes keras kepada pemerintah Myanmar. Seperti halnya di Kudus, Selasa siang 12 September 2017,  Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) melakukan aksi penggalangan dana di Alun-alun Simpang 7 Kudus.

Dalam aksi itu, belasan mahasiswa tersebut membawa kotak amal yg ditujukan kepada masyarakat dengan terpasang gambar anak-anak muslim rohingya dan tulisan “Save Rohingya”, “peduli rohingya” serta spanduk yang bertuliskan “Genosida muslim Rohingya” serta tulisan “Ulurkan tangan anda demi keselamatan mereka, pray for rohingya”.

Menurut koordinator aksi, Kholilur Rohman, donasi yang terkumpul ini akan disalurkan melalui Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi, UNHCR perwakilan Indonesia bagi warga muslim Rohingya di Myanmar.

Ditegaskan oleh Rohman, KAMMI Kudus menolak keras tragedi kemanusiaan etnis Rohingya yang dilakukan oleh junta militer Myanmar.

Pihaknya menuntut pemerintah Myanmar, untuk mengakui kewarganegaraan etnis Rohingya dan menghentikan segala bentuk diskriminasi terhadap etnis Rohingya. Selain itu mendesak pemerintah Republik Indonesia untuk berperan aktif membantu penyelesaian tragedi kemanusiaan terhadap etnis Rohingya di Myanmar melalui forum ASEAN.

Dikatakannya, KAMMI Kudus sangat prihatin dengan muslim Rohingya yang tidak bersalah di Myanmar dan mengalami berbagai jenis kekerasan seperti pembunuhan massal, pemerkosaan, penjarahan, penggusuran paksa, pemukulan, pembakaran rumah – rumah dan pembakaran kitab suci Al Quran, dan juga pelabelan ekstrimis.

Ditambahkan Rohman, selama dua pekan ini sejumlah besar warga muslim sipil Rohingya termasuk wanita dan anak – anak serta bayi dibunuh dengan senapan tangan, tembakan roket dari helikopter dan juga oleh pasukan laut.

Bayi-bayi dilempar ke api, orang-orang dibakar sampai mati dan ribuan terluka tanpa akses medis sama sekali. Tindakan-tindakan biadab oleh junta militer Myanmar adalah tindakan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang harus di mintai pertanggungjawabannya di mata dunia. (Roy Kusuma – RSK)

 

About

You may also like...

Comments are closed.