Kudus, Radiosuarakudus.com- Kondisi gelap serta sepi ditengah persawahan, membuat jalan ke arah makam kelurahan Mlatinorowito dijadikan tempat mesum oleh anak – anak muda yang tidak bertanggungjawab. Menurut warga sekitar, Ponco (56 tahun), Selasa 8 Nopember 2016, sebelum adanya pembangunan betonisasi lanjutan, jalan dari arah samsat menuju PG Rendeng, pertigaan ke arah makam selalu diajdikan ajang mesum oleh anak – anak muda.
Bahkan lanjut dia, dari beberapa informasi yang diterimannya, mereka seringkali melakukan hubungan seperti suami istri. Tidak itu saja, saat melakukannya, ada yang beralaskan daun pisang dibawah motor. Beberapa orang petani bahkan sempat melihat sendiri kelakuan tidak senonoh itu. Dan yang cukup memprihatinkan, ada juga perempuannya masih berstatus pelajar SMP.
Biasanya kata Ponco, mereka berpacaran mulai setelah maghrib sampai malam hari. Terpisah, kepala kelurahan Mlatonorowito kecamatan kota, Iwan Eliardie tidak membantah bahwa lokasi itu memang seringkali dijadikan ajang mesum bagi anak – anak muda yang berpacaran.
Namun setelah ada pelaku yang ditangkap saat menginjak waktu subuh, sudah agak jarang ditemui anak – anak muda mesum ditempat itu. Agar lokasi itu tidak dijadikan ajang mesum, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Bina Marga Kudus supaya diberikan lampu penerangan. Bahkan lampu itu juga sudah terpasang.
Selain itu, upaya lainnya adalah pihaknya mengundang tokoh masyarakat berkaitan akan dibuatkannya kios – kios disepanjang jalan dari utara SD 4 Mlatinorowito ke arah PG Rendeng. Untuk kios ini lebih diperuntukkan bagi warga kelurahannya dan dikelola sendiri oleh warga.
Dengan berdirinya kios – kios ini nantinya, maka lokasi tersebut akan mudah diawasi bila ada yang mesum. Selain itu, pihaknya juga sudah meminta kepada Dinas Cipkataru dan Tata Ruang Kudus agar membuat TPS Terpadu disebelah timur makam.
Dengan adanya kegiatan itu, diharapkan dapat meminimilir terjadinya mesum yang dilakukan oleh anak – anak muda. Ditambahkan oleh Iwan, mereka yang mesum rata – rata mereka berasal Tumpangkrasak, Megawon, Ngembal dan lain – lain. (Roy Kusuma – RSK)
