Mahasiswi Pertanian UMK Ciptakan Detergen Cair Dari Daun Kembang Sepatu

Kudus, Radiosuarakudus.com- Mahasiswi Program Studi (Prodi) Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Muria Kudus (UMK), Luffa Ade Novitasari, dipastikan mewakili UMK dalam ajang seleksi Mahasiswa Berprestasi (Mapres) 2018 Tingkat Kopertis Wilayah VI Jawa Tengah.

Kepastian Luffa Ade Novitasari melaju dalam ajang seleksi Mapres tingkat Kopertis Wilayah VI itu, setelah dirinya berhasil menjadi juara dalam ajang serupa di tingkat UMK pada pekan terakhir Februari lalu.

Dia berhasil mengungguli 10 finalis lain dalam seleksi Mapres tingkat UMK, dengan karya ‘’ESTU (Lerak dan Daun Kembang Sepatu): Pemanfaatan Buah Lerak (Sapindus Rarak Dc.) dan Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) sebagai Deterjen Cair yang Aman dan Ramah Lingkungan’’ yang dipresentasikannya di depan para juri.

Mahasiswa semester VI asal Desa Jinanten, Kecamatan Sale, Kabupaten Rembang itu menjelaskan, selama ini kembang sepatu lebih banyak dipergunakan untuk tanaman hias saja, dan belum banyak orang yang memanfaatkannya untuk sesuatu yang lebih bermanfaat dan memiliki nilai ekonomi.

Dijelaskan oleh Luffa, Rabu 14 Maret 2018, dari bahan tersebut dia kemudian mencoba mengkreasikan daun kembang sepatu menjadi deterjen cair. Prosesnya, ia campur dengan buah lerak.

Kreasi deterjen cair ini, terangnya, melalui proses yang tidak terlalu ribut, bahkan tidak memakan waktu lama.  Dikatakannya, dari proses analisa, melakukan uji coba hingga bisa membuat deterjen cair ini, cuma membutuhkan waktu sekitar dua pekan.

Luffa Ade Novitasari yang menyabet juara harapan II nasional Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) dan Call for Papar yang diselenggarakan Universitas Lambung Mangkurat, Kalimantan pada 2017 lalu, mengemukakan, deterjen cair kreasinya itu, sangat potensial dikembangkan untuk dimanfaatkan masyarakat luas, karena harganya bisa lebih terjangkau dan manfaatnya yang luar biasa.

Dijelaskannya, Keunggulannya adalah limbahnya bisa diurai oleh bakteri, sehingga tidak menyebabkan pencemaran lingkungan. Hanya kendalanya nanti, di permodalan dan buah lerak yang berbuah saat musim kemarau saja. Meski begitu dia juga mengaku siap memproduksi massal jika ada investor yang tertarik. (Roy Kusuma – RSK)

 

About

You may also like...

Comments are closed.