Pendidikan Karakter Memprihatinkan

karakter

Kudus, Radiosuarakudus.com – Dunia pendidikan nasional saat ini, mengalami bias orientasi yang sangat luar biasa. Mulai dari pendidikan lingkungan keluarga yang mengabaikan pendidikan karakter, pendidikan di sekolah yang mengutamakan perkembangan intelegensi, dan pendidikan di masyarakat yang lebih mengutamakan bagaimana memperoleh pekerjaan mapan.

Hal itu disampaikan Ketua Kwartir Daerah (Kwarda) Jawa Tengah Prof Dr Ir S Budi Prayitno MSc dalam seminar yang bertemakan ‘’Bongkar Ekstra Kurikuler Pramuka dalam Perspektif Kurikulum Pendidikan Karakter’’ di ruang seminar lantai IV Gedung Rektorat UMK, Sabtu 21 Juni 2014 lalu.

Ditegaskannya, akibatnya terjadi disorientasi implementasi nilai- nilai Pancasila, bergesernya nilai estika dalam kehidupan, memudarnya kesadaran terhadap nilai-nilai budaya bangsa, ancaman disintegrasi bangsa, hingga melemahnya kemandirian bangsa.

Pada seminar yang diselenggarakan Racana Muria Wira Shima Universitas Muria Kudus (UMK) itu, Budi Prayitno menjelaskan juga pentingnya pendidikan karakter bagi anak bangsa.

Ditambahkannya, karakter harus ditanamkan melalui pendidikan, karena tidak bisa dibeli. Salah satunya bisa melewati Pramuka. Sayangnya, pendidikan saat ini sekadar score oriented dan kehilangan nilai. Padahal, sebuah negara tidak akan besar dan maju tanpa karakter.

Ia pun berharap agar Pramuka bisa mengambil peran dalam rangka pembentukan dan membangun karakter bangsa.

Narasumber lain, Prof Ir Daniel M PhD M.RINA, pakar pendidikan dari Jawa Timur mengutarakan, karakter dalam bahasa yang lebih mudah yaitu akhlak. Dijelaskannya, akhlak yaitu mengembangkan karakter asli makhluk, sehingga karakter itu tidak boleh hilang.

Maka, pendidikan karakter pada dasarnya adalah mendidik agar seseorang mengenali, menghargai, dan mengembangkan fitrah manusia. Fitrah atau sifat dasar manusia itu ada empat. Yaitu amanah, jujur, cerdas, dan peduli.

Dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya ini mengatakan, karakter itu dilaksnakan, salah satunya melalui teladan dan praktik karakter sehari-hari.

Dikatakan pula, dalam tinjuan science, kelas itu terlalu sempit dan buruk untuk belajar. Tempat belajar terbaik justru di luar kelas. Dan harus dipahami, teladan dan praktik itu multi-ranah, sehingga pendidikan dan praktik karakter tidak bisa dicapai di dalam kelas. (Roy)

You may also like...

Comments are closed.