PKL Yang Mempekerjakan Pelayan Seksi Akan Ditindak Tegas

Kudus, Radiosuarakudus.com- Sejumlah PKL yang berada disekitaran GOR Bung Karno dan Balai Jagong, sudah cukup lama mempekerjakaan beberapa wanita muda dengan pakaian seksi untuk melayani pembeli. Hal itu terjadi setelah pandemi menghantam pada tahun lalu hingga sekarang ini. Nampaknya sejumlah PKL berusaha mencari terobosan untuk menjaring pembeli ditengah pandemi yang sangat mempengaruhi penjualan mereka. Dari pengamatan reporter Radio Suara Kudus sejak lama, PKL yang mempekerjakan para wanita muda dengan pakaian seksi dan menggoda ternyata lebih banyak dikunjungi pembeli yang sebagian besar adalah anak – anak muda.

Dilain sisi, fenomena mempekerjakan wanita muda dengan pakaian seksi dan menggoda itu mendapatkan sorotan negatif dari masyarakat luas. Banyak anggapan bahwa para pelayan seksi itu dapat diajak untuk berkencan. Akibat sorotan negatif PKL disekitaran GOR Bung Karno dan Balai Jagong, membuat Dinas Perdagangan menjadi gerah. Apalagi dengan adanya laporan dari salah satu orang tua wanita pelayan seksi ke polisi terkait anaknya diajak pergi oleh laki – laki tak dikenal.

Akhirnya Dinas Perdagangan Kudus, Selasa (11/5/2021) siang mengumpulkan sebanyak 131 PKL Balai Jagong untuk diberikan pembinaan. Sudiharti selaku Kepala Dinas Perdagangan Kudus mengatakan, kegiatan hari ini adalah pembinaan kepada para PKL di Balai Jagong terkait adanya laporan pelayan wanita seksi yang dapat dibawa untuk kencan.

Diakuinya, selama tiga hari berturut – turut dirinya terjun langsung ke lapangan untuk melihat sejumlah PKL yang mempekerjakan para wanita seksi. Tugas pelayan seksi itu melayani para pembeli. Kabarnya kata dia, ada transaksi kencan yang terselubung. Dari pengamatannya, ada sekitar 10 PKL yang mempekerjakan pelayan seksi itu. Bahkan seharusnya mereka tutup jam 21.00 Wib malah ada yang tutup hingga pukul 03.00 dinihari.

“Bila mereka masih membandel melanggar jam tutup dan masih mempekerjakan pelayan seksi itu, maka dagangan mereka akan kita angkut. Kita tanpa kompromi karena kehadiran pelayan seksi itu menjadikan Balai Jagong dan sekitaran GOR Bung Karno mendapat sorotan negatif. Mulai nanti malam kita operasi mereka,” ujar Sudiharti.

Sementara itu Bupati Kudus, HM Hartopo menanggapi fenomena tersebut menegaskan pihaknya sudah mengundang tiga OPD yakni Dinas Perdagangan, Disdikpora serta Satpol PP. Dia meminta kepada tiga OPD tersebut agar Balai Jagong jangan menjadi warung “remang – remang”. Itu semua sudah mulai ditangani.

“Bu Eti sudah mulai kita minta untuk mendata PKL Balai Jagong dan yang jualan tidak boleh memakai pendamping. Kalau memang ada pendampingnya, maka KTP harus jelas. Nanti kita akan adakan sweeping mas,” ujar Hartopo.

Kalau para PKL masih membandel dengan mempekerjakan pelayan seksi itu, maka pihaknya akan menindak tegas dengan mengangkut dagangan mereka ke kantor Satpol PP. (Roy Kusuma – RSK)

About

You may also like...

Comments are closed.