Pola Hidup Dan Pola Makan Tidak Sehat Menjadi Penyebab Gagal Ginjal l

Kudus, Radiosuarakudus.com- Di Kudus setiap tahun pasien cuci darah (hemodialisa) yang disebabkan oleh penyakit gagal ginjal di Kudus selalu meningkat. Akibat gagal ginjal ini, maka pasien harus melakukan cuci darah dengan menggunakan mesin. Di RSUD dr. Loekmonohadi, terdapat 15 mesin untuk cuci darah.

Menurut kepala ruang Hemodialisa RSUD dr. Loekmonohadi Kudus, Suhardi, Kamis 8 Maret 2018, rata – rata per hari menerima pasien 28 orang yang melakukan cuci darah. Per pasien untuk cuci darah memakan waktu 4 jam. Sehingga para pasien juga harus antri untuk cuci darah.

Rata – rata kata Suhardi, pasien cuci darah seminggu dua kali dan bila dihitung untuk biayanya adalah sebesar Rp. 923.000 per orang. Maka dari itu lanjut dia, pasien disini menggunakan BPJS Kesehatan untuk meringankan beban biayanya. Dikatakannya, pasien gagal ginjal yang melakukan cuci darah (Hemodialisa) ada yang berusia muda yakni 19 tahun (pria) dan 23 tahun (wanita). Namun pasien pria yang berusia 19 tahun sudah meninggal dunia belum lama ini karena tidak ada semangat untuk melakukan Hemodialisa.

Sedangkan pasien wanita yang berusia 23 tahun selalu rutin melakukan cuci darah karena mendapat motivasi serta semangat dari keluarganya. Pasien gagal ginjal yang melakukan Hemodialisa memang harus selalu mendapatkan semangat dan dukungan penuh dari keluarga agar semangat hidup sang pasien tetap ada.

Rata – rata pasien gagal ginjal ini karena sebelumnya dalam pola hidup dan pola makan tidak sehat. Hal itu juga diakui oleh Anwar (55 tahun) salah satu pasien gagal ginjal. Anwar mengaku sudah 1,5 tahun ini melakukan cuci darah di RSUD Kudus. Awalnya kata Anwar, saat masih sehat seringkali minum minuman bersoda dan makan makanan yang semua jenis makanan dilahap. Sampai akhirnya di menderita diabetes melitus dan divonis gagal ginjal.

Hal yang sama juga dialami oleh Bambang (53 tahun), dia mengaku sudah 3 tahun ini melakukan cuci darah karena divonis gagal ginjal setelah sebelumnya menderita diabetes melitus. Bambang juga mengaku, keluarganya memang memiliki keturunan menderita diabetes melitus. Ketiak masih sehat, dia mengaku seringkali melahap semua jenis makanan tanpa pantangan apapun. Sampai akhirnya harus menjalani cuci darah hingga dua kali seminggu. (Roy Kusuma – RSK)

About

You may also like...

Comments are closed.