Puluhan Peserta Ikuti acara “Hapus Tatto”

Kudus, Radiosuarakudus.com- Bertempat di Desa Mejobo Kecamatan Mejobo, puluhan pria dan wanita mengikuti kegiatan sosial “Hapus Tatto” yang diselenggarakan oleh Asoka Adventure. Kegiatan ini melibatkan para santri dari ponpes An – Najah Kuripan, Tegalrejo, Magelang. Ketua panitia kegiatan, Moh Khoirun Nafi, Sabtu (25/9/2021) mengatakan kegiatan ini adalah kegiatan sosial dalam rangka “Avoka Adventure’s 31st Anniversary” (Hari Jadi Asoka Adventure ke 31). Sengaja melakukan kegiatan sosial hapus tatto bagi mereka yang bertatto dan ingin menghapusnya.

“Ada sekitar 50 peserta baik pria maupun wanita yang ikut dalam kegiatan ini. Kami sengaja mengundang mereka melalui sosmed atau dengan menawarkan langung kepada mereka yang bertatto. Dan kami sengaja bekerjasama dengan Ponpes An-Najah dari Tegalrejo, Magelang,” jelasnya.

Sementara itu Ahmad Jumanun dari Ponpes An-Najah Kuripan, Tegalrejo Magelang mengatakan metode yang dilakukan untuk menghapus tatto ini belum pernah dijalankan dimanapun dan oleh siapapun. Kecuali oleh para santri dari Ponpes An-Najah ini. Untuk ramuan penghilang tatto ini pihaknya bekerjasama dengan dokter. Warna hitam yang dioleskan ke tatto terdiri dari enam ramuan obat.

“Seperti yang kita lihat, cairan warna hitam itu adalah campuran dari enam obat setelah sebelumnya bagian kulit dekat tatto itu kita beri isolatif. Lalu baru untuk gambar tattonya kita olesi dengan cairan warna hitam. Setelah itu menunggu satu minggu baru tinta ditatto akan hilang hanya tinggal bekasnya saja,” terang Ahamd Jumanun.

Tebal tipisnya olesan warna hitam ke tatto imbuh dia, tergantung dari dalam tidaknya goresan gambar tattonya. Setelah warna tattonya hilang, baru menunggu proses kembalinya warna kulit aslinya. Untuk mengembalikan ke warna asli kulit, mereka bisa membeli salep yang bisa dibeli di apotik.

Ditegaskannya, kombinasi campuran enam obat yang digunakan untuk menghilangkan tatto dijamin halal karena pihaknya lebih berpedoman kepada agama. Selain itu, pihaknya juga memberikan obat antibiotik kepada peserta ini. Karena biasanya, setelah selesai dilakukan penghapusan tatto mereka akan merasakan deman tapi tidak membahayakan.

Salah satu peserta, Purwanto (42) warga desa Bae Kecamatan Bae mengaku sudah mentatto bagian tubuhnya lebih dari 20 tahun. Sudah sejak tiga tahun terakhir ini dirinya ingin menghapus tattonya. Bahkan pernah tatto yang berada di lengan kiri ingin dihapus dengan melumuri gamping. Tapi masih tidak bisa hilang.

Begitu mendapatkan informasi adanya kegiatan hapus tatto gratis dari temannya, dia langsung meluncur ke lokasi ini. Dia bersyukur karena tattonya bisa hilang meski tidak keseluruhan.

“Sudah 20 tahun lebih mas, kedua lengan dan punggung saya tatto. Dulunya saya mentatto ini kan buat biar kelihatan gagah. Tapi sekarang saya sudah hijrah mas, pengin yang normal – normal aja,” tuturnya sembari tersenyum. (Roy Kusuma – RSK)

About

You may also like...

Comments are closed.