RSUD Kudus Sudah Memiliki Ijin Mengelola Limbah Berbahaya

Kudus, Radiosuarakudus.com- Dalam mengelola limbah berbahaya dan beracun (B3), pihak RSUD dr. Loekmonohadi sejak tahun 2017 lalu sudah memiliki ijin. Dengan ijin incinerator langsung dari Kementerian Lingkungan Hidup. Hal itu diungkapkan Direktur RSUD dr. Loekmonohadi Kudus, dr. Abdul Aziz Achyar dalam jumpa pers dikantornya, Selasa 31 Desember 2019. Dikatakannya, untuk limbah berbahaya ditangani sendiri oleh pihak rumah sakit. Dalam satu hari dilakukan pembakaran selama tiga jam yakni dari pukul 09.00 – 12.00 siang. Sehingga tidak mengganggu masyarakat.

Untuk pengelolaan limbah B3 ini kata dr. Aziz, selalu dilaporkan tiap tiga bulan sekali kepada Direktorat Penilaian Kinerja Pengelolaan Limbah Non B3 Kementerian LH dan Kehutanan. Kemudian kepada Dinas LH dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah serta kepada Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Kudus.

Dijelaskan oleh dr. Aziz, limbah B3 dirumah sakitnya ini telah dipisahkan berdasarkan jenis, kelompok dan atau karakteristik limbah B3. Untuk limbah infeksius seperti kasa, masker, handscoon, vial, botol infus, infus set, blood line, selang suction, kantong darah, urine bag, pampers, pembalut serta kertas/plastik terkena cairan tubuh dibakar di incinerator.

Sedangkan untuk sampah bahan berbahaya seperti lampu TL, catrid, batu baterai dan kaca dimasukkan kedalam TPS LB3 dan bekerjasama dengan pihak ketiga. Sedangkan abu di incinetarordalam pembuangannya juga bekerjasama dengan pihak ketiga. Dalam pengelolaan limbah B3 ini lanjut dr. Aziz memang dilakukan secara hati – hati.

Sementara itu Wakil Direktur RSUD dr. Loekmonohadi, Sugiarto menambahkan tiap hari sebanyak 1 ton limbah B3 yang dikelola dengan 250 kg limbah infeksius dan sisanya non infeksius. Selain itu pihaknya juga bekerjasama dengan pihak ketiga untuk meminimalkan limbah yang ada. Sehingga akan mengurangi volume sampah atau limbah yang dibuang ke TPA yang akan semakin kecil.

Sedikitnya dalam pengelolaan limbah B3 ini pihaknya sudah memiliki SDM yang siap bekerja yakni 4 lulusan kesehatan masyarakat dan tenaga tehnik yang dipersiapkan bila ada kerusakan di IPAL. (Roy Kusuma – RSK)

About

You may also like...

Comments are closed.