Kudus, Radiosuarakudus.com- Bertempat di Bale Jagong komplek Sport Center, Minggu pagi 24 Nopember 2019 berlangsung acara “Sosialisasi Kotaku dan Senam Sehat Bersama Kotaku”. Acara yang digelar oleh Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) kabupaten Kudus ini diisi dengan berbagai kegiatan antara lain senam sehat dan juga menggelar mini expo. Menurut koordinator Forum BKM Kabupaten Kudus, M. Muchit, acara ini sebenarnya adalah untuk memotivasi komponen BKM seluruh desa di Kudus. Karena selama ini kata dia, kondisi BKM ditiap – tiap desa banyak yang “melempem”. Berbeda dengan lima tahun yang lalu, BKM memang cukup eksis di desa – desa.
Namun karena sekarang ini tidak adanya bantuan langsung masyarakat (BLM), maka terlihat sangat kurang bergairah. Bila dana bergulir yang dikelola oleh unit pengelola keuangan (UPK) BKM ditiap desa berjalan dengan baik, maka akan dapat membiayai operasional BKM. Namun bila sebaliknya, maka yang terjadi akan mandeg.
Hal ini lanjut Muchit, bisa dilihat dari dana bergulir yang ditangani oleh UPK masing – masing desa, hanya beberapa desa saja yang lancar pengembaliannya. Sedangkan yang lain, malah mati suri atau bahkan ada yang bangkrut. Bahkan dirinya juga sudah meminta agar ditiap kecamatan dibentuk forum BKM, namun yang terjadi juga tidak berjalan. Dari 9 kecamatan yang sudah membentuk Forum BKM baru kecamatan Jati saja. Hal ini kata dia, karena para komponen BKM di desa – desa yang berada diwilayah Jati saling menunjukkan kiat – kiatnya agar tetap eksis.
Masih kata Muchit, pihaknya juga selalu berkoordinasi dengan pihak Bappeda dan Dinas PMD Kudus agar ada kiat supaya BKM di desa – desa bisa semarak dan bangun lagi. Karena masih banyak yang harus ditangani di desa – desa. Seperti slogan Kotaku (Kota Tanpa Kumuh), namun kenyataanya dia melihat masih banyak diwilayah – wilayah yang kumuh.
Dan mengatasi kumuh itu tegas dia, tidak gampang dan mudah seperti membalikkan telapak tangan. Semua itu butuh waktu serta kerja keras dan juga partisipasi masyarakat khususnya adalah komponen BKM di desa – desa. (Roy Kusuma – RSK)
