September Kudus Deflasi 0, 03%

ilustrasi deflasi

Kudus, Radiosuarakudus.com – Kelompok bahan makanan menjadi penyumbang terbesar deflasi bulan September 2014 di Kabupaten Kudus, yang mencapai 0,03 persen dibandingkan yang lainnya. Menurut Kepala Badan Pusat Statisitik (BPS) Kudus, Endang Tri Wahyuningsih, Selasa 7 Oktober 2014, andil kelompok bahan makanan terhadap deflasi September 2014 sebesar 0,26 persen, sedangkan andil terbesar kedua ditempati kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,05 persen.

Sementara andil kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar serta kelompok sandang masing-masing sebesar 0,01 persen.

Sementara kelompok yang memberikan andil inflasi, yakni kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,01 persen dan kelompok kesehatan 0,07 persen serta kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,22 persen. Ia mengatakan, besarnya andil kelompok bahan makanan disebabkan karena banyakanya penurunan harga sejumlah komoditas, seperti daging ayam ras, bawang merah, pasir, batu bata, sepeda motor, emas perhiasan, angkutan antarkota dan telur ayam ras.

Beberapa komoditas yang memberikan andil inflasi antara lain, biaya perguruan tinggi, bahan bakar rumah tangga, obat dengan resep, bandeng, beras, dan tarif listrik. Dari enam kota Survei Biaya Hidup (SBH) di Jateng pada bulan September 2014, kata dia, empat kabupaten/kota di antaranya mengalami inflasi, sedangkan dua kota mengalami deflasi.

Kota yang mengalami inflasi tertinggi, yakni Kota Semarang sebesar 0,41 persen, diikuti Kota Tegal sebesar 0,18 persen, Kota Surakarta sebesar 0,11 persen, dan inflasi terendah terjadi di Kota Cilacap sebesar 0,07 persen.

Sementara kabupaten/kota yang mengalami deflasi, yakni Kota Purwokerto sebesar 0,24 persen dan Kabupaten Kudus sebesar 0,03 persen. Laju inflasi tahun kalender (Januari-September 2014) sebesar 4,15 persen, sedangkan laju inflasi “year on year” (September 2014 terhadap September 2013) sebesar 6,31 persen. (Roy)

You may also like...

Comments are closed.