SKTM Dicoret Orang Tua Kebingungan

Kudus, Radiosuarakudus.com- Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun ini adalah sebagai surat sakti untuk mulus langsung diterima disekolah yang diinginkan sesuai dengan zona tempat tinggal calon siswa baru. Namun tentunya, pihak sekolah harus melakukan verifikasi untuk menentukan lolos tidaknya SKTM tersebut. Sebelumnya, ada kekhawatiran dari para orang tua siswa yang murni memiliki nilai bagus namun harus tersingkir karena kalah bersaing dengan SKTM dari siswa lain meski nilainya dibawahnya.

Bahkan pihak Ombudsman Jawa Tengah pun melakukan pemantauan pelaksanaan PPDB di SMA 1 Bae beberapa waktu lalu. Belinda dari Ombudsman Jawa Tengah ketika itu mengatakan, ada 12 laporan yang masuk dan salah satunya adalah terkait SKTM. Diharapkan, SKTM diberikan kepada orang – orang yang tepat dan tidak ada manipulasi kondisi calon siswa baru itu.

Sementara itu, salah satu orang tua siswa Ika (36 tahun) warga desa Bakalan Krapyak kecamatan Kaliwungu mengaku bingung. Karena anaknya mendapatkan SKTM dari desanya atas inisiatif kadesnya. Ketika mendaftar di SMA 2 Kudus, anaknya Dika Nurulmaja (16 tahun) sampai hari terakhir pendaftaran masih tercatat siswa yang diterima. Namun hari ini, nama anaknya sudah dicoret dari daftar siswa yang diterima.

Diceritakan oleh Ika yang juga buruh PR. Djarum, sebelumnya ada dua orang guru dari SMA 2 Kudus yang datang ke rumahnya. Mereka menanyakan pekerjaannya, rumah ini rumah siapa, penghasilannya serta memiliki berapa motor. Dijelaskannya, dirinya adalah seorang janda yang menghidupi seorang anak dan dua orang tuanya yang sakit – sakitan. Bahkan dia mengaku, penghasilan dirinya sebagai buruh bathil pun tidak seberapa.

Dengan dicoretnya anaknya dari siswa yang diterima di SMA 2 Kudus sebagai pemilik SKTM, kini dia mengaku bingung. Bila gagal diterima di sekolah negeri, maka dia harus memasukkan anaknya ke sekolah swasta yang tentunya dengan biaya agak mahal.

Hal yang sama dialami oleh Edi Sulistiyo (60 tahun) warga Desa Tumpang Krasak kecamatan Jati. Anaknya Mira Oktaviana juga mendaftar ke SMA 2 Kudus dengan SKTM. Namun hari ini, nama anaknya dicoret dari daftar siswa yang diterima di SMA 2 Kudus. Dikatakannya, beberapa waktu lalu memang ada dua orang guru SMA 2 Kudus yang datang ke rumahnya dan melakukan verifikasi.

Dikatakannya, dulu dia memang bekerja di Bank Mandiri dan setelah pensiun uang hasil pesangon digunakan untuk membangun rumah. Namun setelah istrinya sakit – sakitan, biaya yang dikeluarkan juga cukup besar. Bahkan dia sebelumnya juga harus menghidupi 10 anaknya. Dari 10 anaknya itu, tinggal 5 yang belum berkeluarga. Kini kata Edi, kondisi perekonomiannya sudah tidak seperti dulu lagi. Bahkan untuk kebutuhan sehari – hari saja, dia harus berjualan donat.

Seperti halnya Ika, kini Edi hanya bisa pasrah karena SKTM untuk anaknya dicoret dan anaknya harus bersekolah di swasta. Dia juga berpikir keras, untuk biaya anaknya nanti ketika sekolah diswasta.

Sementara itu, kepala SMA 2 Kudus, Sri Haryoko mengatakan, pihaknya dalam melakukan verifikasi SKTM berpedoman pada prinsip 9 item kriteria miskin dari BPS. Setelah dilakukan verifikasi, ada beberapa siswa dengan SKTM yang memang dicoret. Dalam hal ini kata dia, pihaknya sudah sangat hati – hati dan menggunakan hati nurani. (Roy Kusuma – RSK)

About

You may also like...

Comments are closed.